Senin 08 Nov 2021 18:31 WIB

Pemkot Malang Belum Buka Opsi Relokasi

Pemerintah belum membicarakan kebijakan relokasi lebih lanjut untuk rumah warga.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Andi Nur Aminah
Banjir bandang menerjang Kota Batu dan Malang, Jawa Timur, setelah hujan intensitas tinggi mengguyur wilayah ini. (ilustrasi)
Foto: dok. BNPB
Banjir bandang menerjang Kota Batu dan Malang, Jawa Timur, setelah hujan intensitas tinggi mengguyur wilayah ini. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Malang belum memutuskan untuk merelokasi rumah warga yang berada di DAS Brantas. Hal ini diungkapkan Wali Kota Malang, Sutiaji setelah sejumlah rumah ikut terdampak banjir akibat aliran deras di Sungai Brantas, Kamis (4/11).

Sutiaji mengaku, pemerintah belum membicarakan kebijakan relokasi lebih lanjut untuk rumah warga yang terdampak banjir. "Sudah ada rencana tapi kita mencarikan relokasinya itu yang lokasinya tidak jauh," kata Sutiaji kepada wartawan di Kota Malang, Senin (8/11).

Baca Juga

Menurut Sutiaji, Pemkot Malang sebenarnya memiliki lahan yang bisa dibangun rumah relokasi. Beberapa di antaranya di wilayah Sukun dan Kedungkandang, Kota Malang. Namun Sutiaji tidak yakin warga yang terdampak mau dipindahkan ke tempat-tempat tersebut karena relatif jauh.

"Dan sementara namanya kadang seperti kerusakan di DAS, APBD juga tidak bisa berbuat banyak," ucap pria berkacamata ini.

Meskipun demikian, Pemkot Malang mendorong agar ada langkah rehabilitasi di wilayah hulu sungai. Salah satunya dengan melakukan reboisasi atau penghijauan di tempat-tempat yang diperlukan. Pasalnya, banjir yang dialami Kota Malang merupakan imbas dari kenaikan debit air di hulu sungai wilayah Kota Batu.

Di samping itu, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan BPBD Kota Malang untuk memperkuat edukasi dan mitigasi. Langkah ini bertujuan agar warga setempat bisa bersiap mengevakuasi diri secara mandiri. Hal ini perlu dilaksanakan apabila terjadi hujan deras secara terus-menerus di hulu sungai.

Menurut Sutiaji, mitigasi yang dilakukan bisa dengan menyiapkan kentongan di setiap kampung. Jika ada informasi curah hujan tinggi di hulu sungai, maka kentongan harus dibunyikan. Suara kentongan ini akan menjadi tanda bagi warga untuk segera mengevakuasi diri.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement