Senin 08 Nov 2021 19:00 WIB

Indonesia Tanda Tangani MoU Transisi Energi

Kerja sama ini akan bermanfaat untuk transisi energi yang inklusif.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
PLTS sebagai salah satu cara pemanfaatan energi terbarukan (ilustrasi). Indonesia menandatangani MoU dengan ETP terkait transisi energi.
Foto: Antara/Nova Wahyudi
PLTS sebagai salah satu cara pemanfaatan energi terbarukan (ilustrasi). Indonesia menandatangani MoU dengan ETP terkait transisi energi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dan Energy Transition Partnership (ETP) menandatangani nota kesepahaman (MoU) transisi energi. Melalui MoU ini, ETP telah memberikan hibah senilai 1,3 juta dolar AS atau sekitar Rp 18,6 miliar kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero).

"Dana hibah tersebut akan digunakan untuk menyusun perencanaan detail teknis modernisasi pusat kontrol ketenagalistrikan sistem Pusat Pengatur Beban (P2B) Jawa, Madura, dan Bali," kata Direktur Sumber Daya Energi, Mineral, dan Pertambangan Kementerian PPN/Bappenas Yahya Hidayat, dikutip Senin (8/11).

Baca Juga

Nota kesepahaman tersebut bertujuan memperkuat kerja sama ETP dengan pemangku kepentingan dan perusahaan yang melakukan transisi energi di Indonesia untuk menambah investasi dalam energi terbarukan, memperkuat koordinasi kelembagaan, dan mewujudkan infrastruktur tangguh yang berkelanjutan. 

Yahya meyakini, kerja sama ini akan bermanfaat untuk transisi energi yang inklusif, dengan tujuan akhir meningkatkan ketahanan energi nasional. Dengan berbagai kegiatan dan dukungan dari mitra pembangunan nasional dan internasional, Yahya juga berharap ETP dapat mendukung pelaksanaan koordinasi yang konstruktif untuk aktivitas transisi energi di Indonesia. 

Salah satu program strategis ETP adalah penyusunan opsi penghentian awal pembangkit listrik tenaga batu bara. Selain itu, meningkatkan kualitas sistem pengaturan ketenagalistrikan dengan sistem yang lebih modern untuk mendorong implementasi energi terbarukan

"Kementerian PPN/Bappenas dan ETP akan membangun komunikasi dan koordinasi yang solid untuk mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia pada 2030 mendatang," ujar Yahya.

Dalam implementasinya, ETP membantu PLN memodernisasi struktur teknologi kontrol ketenagalistrikan untuk mengawasi, memantau, mengoperasikan dan merencanakan sistem kelistrikan, baik untuk saat ini maupun masa depan, agar Indonesia mampu mencapai target energi terbarukan sebesar 23 persen pada 2025.

Direktur Southeast Asian ETP Sirpa Jarvenpaa berharap, ETP dapat memberikan bantuan teknis yang dikombinasikan dengan dukungan keuangan untuk memperkuat kapasitas Indonesia dalam meningkatkan penggunaan energi terbarukan dalam bauran energi, sekaligus menciptakan peluang sosial-ekonomi dan investasi yang berkelanjutan di Indonesia. 

"Kami mendorong proyek energi terbarukan dan efisiensi energi yang benar-benar melayani dan memenuhi kebutuhan masyarakat, serta mewujudkan kondisi hijau, sehat, dan sejahtera bagi semua," ujar Jarvenpaa. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement