Senin 08 Nov 2021 21:12 WIB

Rohana Kudus, Pahlawan yang Tampil di Google Doodle

Rohana Kudus adalah wartawati pertama dari Sumatra Barat.

Rep: Febrian Fachri / Red: Ilham Tirta
Rohana Kudus
Foto: wikipedia
Rohana Kudus

REPUBLIKA.CO.ID, LUBUK BASUNG -- Tampilan situs pencarian Google, Senin 8 November 2021, dihiasi oleh ilustrasi doodle wajah sosok perempuan yang mengenakan kerudung khas Sumatera Barat. Perempuan yang dipilih sebagai Google Doodle itu adalah putri kelahiran Kabupaten Agam. Beliau adalah Siti Rohana atau yang akrab disapa Roehana Koeddoes atau Rohana Kudus.

Tepat dua tahun yang lalu, pada tanggal yang sama, Roehana Koeddoes diumumkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional asal Kabupaten Agam oleh Presiden Joko Widodo. Penetapan perempuan pejuang kelahiran Nagari Koto Gadang, Kecamatan IV Koto, 137 tahun silam itu tertuang dalam Surat Menteri Sosial RI nomor: 23/MS/A/09/2019.

Rohana merupakan anak pasangan Mohamad Rasjad Maharadja Soetan dan Kiam. Lahir pada 20 Desember 1884 di Koto Gadang. Rohana Kudus merupakan kakak tiri dari Sutan Sjahrir, Perdana Menteri Indonesia pertama. Ia juga Mak Tuo dari penyair kondang Chairil Anwar serta sepupu KH Agus Salim.

Baca juga:

Rohana tumbuh dalam keluarga modern yang gemar membaca. Sejak belia, ia memiliki banyak kesempatan untuk mengakses bahan bacaan milik ayahnya, baik buku, majalah maupun surat kabar.

Pada 10 Juli 1912, Rohana mendirikan surat kabar khusus perempuan, Soenting Melajoe. Dibantu oleh Soetan Maharadja yang saat itu menjabat sebagai pemimpin redaksi surat kabar Oetoesan Melajoe serta seorang redaktur pelaksana di Padang, Rohana memimpin surat kabar tersebut dari Bukittinggi.

Di koran itu, Rohana tidak hanya membicarakan nasib perempuan di tanah Melayu, tetapi juga di belahan negara lainnya di dunia. Dia juga bersentuhan dengan politik dan memberikan gagasan bahwa perempuan juga bisa terjun dalam organisasi pergerakan dan percaturan politik.

Buah perjuangannya, pada 17 Agustus 1974, dua tahun setelah kematiannya, Rohana dinobatkan sebagai ‘Wartawati Pertama’ oleh Pemda Sumatra Barat.

Sejarawan Universitas Andalas (Unand) Padang Prof Gusti Asnan pernah mengatakan, Rohana salah satu pelopor Pers Indonesia layak menjadi pahlawan nasional dari Kabupaten Agam. Sebab, perjuangan Rohana tidak hanya untuk perempuan Minang, namun juga untuk semua perempuan Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement