Selasa 09 Nov 2021 04:40 WIB

Wayang Kontemporer Dikenalkan ke Kaum Milenial

Pagelaran media baru wayang kontemporer ini menggunakan perangkat musik modern.

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Wayang Kontemporer mengangkat cerita pentingnya menjaga protokol kesehatan (Prokes) di saat pandemi virus korona yang hingga saat ini belum berakhir. 
Foto: istimewa
Wayang Kontemporer mengangkat cerita pentingnya menjaga protokol kesehatan (Prokes) di saat pandemi virus korona yang hingga saat ini belum berakhir. 

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Jawa Barat bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengenalkan media baru wayang kontemporer khususnya di masa industri 4.0 yang saat ini terus berkembang. 

Berbeda dngan biasanya, pertunjukkan wayang ini dikemas dengan berbagai modernisasi seperti alat musik yang digunakan, cerita yang diangkat, hingga media penayangan yang dilakukan secara virtual berbasis internet.

Menurut Ketua KNPI Jawa Barat, Ridwansyah Yusuf Achmad, wayang konvensional biasanya menggunakan alat musik tradisional seperti gamelan. Namun, pagelaran media baru wayang kontemporer ini menggunakan perangkat musik modern. Cerita yang diangkat pun bukan kisah Ramayana, melainkan pentingnya menjaga protokol kesehatan (Prokes) di saat pandemi virus korona yang hingga saat ini belum berakhir.  Dengan cerita yang menarik, milenial bisa mengikuti pertunjukkan wayang sambil mendapatakan edukasi tentang pentingnya terus menjaga prokes.

Ridwansyah mengatakan, melestarikan budaya leluhur merupakan keharusan bagi setiap generasi. Budaya merupakan jati diri suatu bangsa yang memiliki peran dan fungsi strategis. Karena, menjadi dasar dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. 

"Apalagi di era sekarang, ekonomi kreatif yang salah satunya melalui budaya, menjadi kekuatan baru untuk menciptakan daya saing manusia," ujar Ridwansyah, Senin (8/11).

Oleh karena, kata dia, pelestarian kebudayaan ini harus dilakukan semua pihak termasuk agar memiliki nilai ekonomi yang baik."Kita kurangi kompetisi, perbanyak kolaborasi. Untuk melestarikan budaya perlu terobosan seperti ini. Dengan ide memodernkan, mengkontemporerkan seni tradisi sehingga bisa mendapat simpati anak muda," paparnya.

Sementara menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Dedi Taufik, ia mengapresiasi inovasi seperti ini. Selain untuk menjaga warisan budaya, cara seperti ini diyakini menjadi kontributor dalam pertumbuhan ekonomi yang saat ini terpuruk akibat pandemi.

"Atraksi budaya ini penting dikemas untuk pertumbuhan ekonomi. Jadi agen of change, mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang dikemas melalui suatu tradisi," katanya

Dedi menilai, kebudayaan akan menjadi senjata utama dalam memenangkan persaingan global. "Bagaimana anak-anak muda kita sudah dikuasai budayanya seperti melalui makanan (khas luar negeri yang marak di dalam negeri). Sekarang bagaimana kita bisa menguasai dunia lewat wayang," katanya.

Apresiasi pun disampaikan Kepala Bidang IKP Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat, Faiz Rahman. Menurutnya, cerita wayang kontemporer yang bertemakan sosialisasi protokol kesehatan ini menjadi cara yang ampuh dalam menyosialisasikan hal tersebut kepada masyarakat.

"Pengalaman kita selama dua tahun (pandemi) ini dalam menyampaikan informasi tentang sosialisasi prokes, infonya lebih tersampaikan jika dibalut hal-hal yang atraktif dan budaya lokal," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement