Senin 08 Nov 2021 22:35 WIB

BIN DIY Harap Orang Tua Ajak Anaknya Vaksinasi

Vaksinasi pelajar terkendala karena masyarakat menunggu pemakaian vaksin Nusantara.

Seorang pelajar menerima suntikan vaksin Covid-19 (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Kornelis Kaha
Seorang pelajar menerima suntikan vaksin Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Intelijen Negara Daerah (Binda) Daerah Istimewa Yogyakarta, berharap orang tua mengajak anaknya yang masih ragu untuk mengikuti kegiatan vaksinasi Covid-19. Vaksinasi untuk anak berusia 12-17 tahun difasilitasi BIN Daerah DIY maupun pemerintah setempat.

"Ya memang kita berharap, kita minta orang tua termasuk anaknya bisa ikut vaksin, karena kalau menunggu vaksin nusantara itu kan masih lama," kata Koordinator Binda DIY, Adi Riyanto di sela meninjau vaksinasi pelajar di SMP Insan Cendekia Yogyakarta, Senin (811).

Pernyataan itu menanggapi masih adanya pelajar maupun masyarakat yang belum mengikuti vaksin karena alasan masih menunggu vaksin nusantara. Hal itu diakui masih menjadi kendala sasaran dalam program vaksinasi Covid-19 massal bagi pelajar di beberapa sekolah DIY.

Adi mengaku tidak henti-hentinya membujuk orang tua agar anaknya ikut vaksinasi Covid-19. Sebab, vaksin terbukti aman dan tidak berdampak negatif bagi tubuh, terlebih vaksin Sinovac yang selama ini diperuntukkan bagi pelajar.

"Dampak vaksin itu tidak ada di masyarakat, maksudnya vaksin Sinovac itu aman, tidak ada KIPI (kejadian ikutan pasca-imunisasi) berat, tidak sampai kemudian pusing berhari-hari ataupun sakit," katanya.

Dia mengatakan, jenis vaksin yang disuntikkan dalam vaksinasi massal bagi pelajar kolaborasi Binda DIY dengan Pemerintah Kabupaten Sleman, DIY yang digencarkan di sekolah-sekolah selama ini adalah Sinovac. Sementara yang diberikan bagi masyarakat umum bisa jenis vaksin lain.

"Vaksin untuk pelajar adalah Sinovac, tidak boleh yang lain, kalau AstraZeneca maupun Moderna harus 18 tahun ke atas. Dan hari ini target 200 sasaran dengan vaksin Sinovac dosis pertama, untuk siswa dan dari beberapa pondok pesantren 70 persen, sisanya masyarakat," katanya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement