Selasa 09 Nov 2021 10:21 WIB

Djokovic Ingin Jadi Pelatih Setelah Gantung Raket

Djokovic tak mau pengetahuannya soal tenis dibawa sampai mati tanpa menyebarkannya.

 Petenis Serbia Novak Djokovic memegang trofi setelah mengalahkan petenis Rusia Daniil Medvedev dalam pertandingan final turnamen tenis Paris Masters di Accor Arena, Paris, Ahad, 7 November 2021. Djokovic menang 4-6, 6-3, 6-3.
Foto: AP/Thibault Camus
Petenis Serbia Novak Djokovic memegang trofi setelah mengalahkan petenis Rusia Daniil Medvedev dalam pertandingan final turnamen tenis Paris Masters di Accor Arena, Paris, Ahad, 7 November 2021. Djokovic menang 4-6, 6-3, 6-3.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petenis nomor satu dunia Novak Djokovic berencana menjadi pelatih tenis begitu dia mengakhiri kariernya sebagai pemain. Sosok yang baru saja merebut gelar juara Paris Masters 2021 itu tidak berniat membawa pengetahuannya ke liang lahat.

Djokovic meraih gelar keenamnya di Paris sekaligus mengamankan gelar ke-37 tenis Masters dengan membungkam Daniil Medvedev 4-6, 6-3, 6-3. Djokovic, yang juga dipastikan menyelesaikan musim sebagai petenis nomor satu dunia untuk rekor ketujuh kalinya, juga memuji Medvedev dan yakin pemain berusia 25 tahun itu pada akhirnya akan menggantikannya sebagai pemain peringkat teratas dunia.

Baca Juga

"Dia tidak diragukan lagi salah satu pemain terbaik di dunia saat ini dan jika dia tetap sehat, dia akan memenangi lebih banyak turnamen grand slam," kata petenis berusia 34 tahun itu, dikutip dari Reuters, Selasa.

Ia mengatakan bakal tidak punya pekerjaan yang harus dilakukan jika dipercaya melatih Medvedev. Sebab, di matanya Medvedev sosok hebat dan mungkin saingan terbesarnya saat ini.

"Dia sangat dekat untuk menjadi nomor satu dunia. Dia adalah pemimpin generasi baru dan permainannya tidak ada kelemahan," kata Djokovic.

Djokovic merupakan pemegang 20 gelar juara grand slam bersama rekan sejawatnya Roger Federer dan Rafael Nadal yang juga memiliki catatan yang sama. Ia menekankan sangat ingin mengembangkan talenta muda pada masa depan ketika dia gantung raket. 

"Saya mencoba untuk mewariskan kepada generasi baru semua yang telah saya pelajari. Pengetahuan bisa menjadi kutukan jika Anda tidak menggunakannya," kata Djokovic.

"Apa yang harus saya lakukan ketika saya pensiun? Membawanya ke kuburan saya sehingga mereka yang datang setelah saya tidak dapat mengambil manfaat dari filosofi, metode dan pendekatan saya?"

Baginya, sangat logis bahwa langkah selanjutnya dalam kehidupannya adalah menyebarkan pengetahuan tenisnya kepada petenis lain. 

"Saya melihat diri saya dalam berbagai peran di masa depan dan saya senang saya juga bisa berkembang sebagai pelatih," kata dia.

Djokovic akan menuju turnamen Masters akhir musim 14-21 November di Turin sebelum memimpin Serbia pada 25 November-5 Desember di final Piala Davis. Dia bertekad untuk merebut gelar kedua mereka dalam ajang ini setelah 2010.

Namun, upaya Djokovic untuk memenangi gelar Australian Open ke-10 untuk memperpanjang rekor dan mencoba meraih grand slam ke-21 pada Januari mendatang masih diragukan. Sebab, Djokovic telah berulang kali menolak mengungkapkan apakah dia telah divaksinasi Covid-19.

Negara bagian Victoria, tempat acara tersebut berlangsung di Melbourne, telah mengeluarkan kebijakan vaksinasi untuk atlet profesional. Meskipun pihak berwenang belum mengklarifikasi persyaratan bagi mereka yang datang dari luar negeri.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement