REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo, mengamati isu pencalonan Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI demi mengikuti Pilpres 2024. Menurutnya, elektabilitas Andika masih jauh dari harapan untuk diusung oleh parpol.
"Ada pihak yang berpendapat posisi Andika sebagai panglima bisa menjadi batu loncatan untuk melaju pada kontestasi Pilpres 2024 menurut saya itu bagian dari kebebasan berpendapat. Tapi itu merupakan pendapat spekulatif," kata Karyono dalam keterangan tertulis, Senin (8/11).
Karyono menganalisa elektabilitas Andika sebagai Capres masih sangat rendah. Bahkan elektabilitas Andika baru 1 persen menurut survei SMRC pada September 2021. Adapun kandidat Capres dari kalangan militer dengan elektabilitas tertinggi ditempati Prabowo Subianto (20,7 persen), lalu Agus Harimurti Yudhoyono (4,5 persen) dan Gatot Nurmantyo 1,7 persen.
"Modal elektabilitas 1 persen belum cukup untuk merayu partai politik supaya mau mendukung Andika. Kalau mau maju sebagai Capres, Andika masih harus mendongkrak popularitas dan elektabilitasnya," ujar Karyono.
Namun Karyono menekankan jabatan panglima TNI tak lantas menjamin tingginya elektabilitas seseorang. Contohnya, mantan panglima TNI Gatot Nurmantyo dan Moeldoko yang elektabilitasnya tak sampai 5 persen. Apalagi Andika hanya menjabat setahun sebagai Panglima TNI hingga 2022 nanti.
"Dulu, elektabilitas mantan panglima TNI Wiranto juga tidak signifikan dibanding figur sipil. Justru elektabilitas tokoh berlatar belakang militer yang tinggi elektabilitasnya bukan dari jabatan panglima, seperti Susilo Bambang Yudhoyono dan Prabowo Subianto," ucap Karyono.
Oleh karena itu, Karyono memandang elektabilitas seseorang berhubungan dengan faktor personal, karakter dan rekam jejaknya. Adapun jabatan hanya sekedar penunjang popularitas dan elektabilitas.
"Kalau di posisi Cawapres masih lebih memungkinkan bagi Andika daripada sebagai Capres," ujar Karyono.
Sebelumnya, Sekjen Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) Said Salahudin berpendapat persetujuan DPR atas pencalonan Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI tampaknya bakal memengaruhi peta Pilpres 2024. Nama Jenderal Andika, lanjut dia, bisa saja moncer dalam hasil survei sebagai kandidat capres potensial.
"Kalau selama ini namanya belum muncul dalam hasil survei, maka satu tahun ke depan saya prediksi situasinya mungkin akan lain," kata Said, di Jakarta, Ahad (7/11).
Baca juga : Komisi I Prediksi Andika Pensiun Sampai Pemilu 2024