Selasa 09 Nov 2021 14:05 WIB

Badai Matahari Tandai Siklus Baru Matahari

Aktivitas matahari mengalami pasang surut dalam siklus sekitar 11 tahun

Rep: Idealisa masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Matahari. ILustrasi
Foto: Dailymail
Matahari. ILustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bumi dihantam badai geomagnetik yang cukup besar akibat serangkaian ‘semburan’ matahari pada awal pekan lalu. Tepatnya 1 dań 2 November. 

Ledakan semacam itu terkait dengan bintik matahari, yang merupakan badai magnetik di permukaannya. Baik bintik matahari maupun aktivitas matahari mengalami pasang surut dalam siklus yang membentang sekitar 11 tahun. 

Baca Juga

“Beberapa tahun terakhir matahari memiliki aktivitas yang sangat sedikit, seperti yang terjadi selama minimum matahari, tapi sekarang meningkat cukup cepat ke maksimum siklus berikutnya pada 2025,” ujar Bill Murtagh, kepala program di Space Weather Prediction Center (SWPC) of the National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), dilansir Space, Senin (8/11). 

Aktivitas matahari mempengaruhi lebih dari sekadarnya. Ketika mencapai lingkungan Bumi, ledakan matahari dapat menyebabkan serangkaian fenomena yang disebut sebagai cuaca luar angkasa. Dampaknya mulai dari tampilan aurora yang indah, hingga potensi terjadinya kerusakan satelit.