Selasa 09 Nov 2021 14:27 WIB

Banjir di Bandung, Ini Salah Satu Penyebabnya

Ada delapan tanggul sungai jebol yang mengakibatkan air meluap ke permukiman warga.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andi Nur Aminah
Warga membersihkan rumahnya yang terdampak banjir luapan Sungai Cikendal di Jalan Mekar Bungah RW 08, Kelurahan Cijerah, Kota Bandung, Rabu (3/11/21). Sedikitnya 15 rumah mengalami rusak berat dan rusak ringan akibat terdampak banjir luapan sungai Cikendal saat intensitas curah hujan tinggi.
Foto: Dimas Rachmatsyah (Mgj1)
Warga membersihkan rumahnya yang terdampak banjir luapan Sungai Cikendal di Jalan Mekar Bungah RW 08, Kelurahan Cijerah, Kota Bandung, Rabu (3/11/21). Sedikitnya 15 rumah mengalami rusak berat dan rusak ringan akibat terdampak banjir luapan sungai Cikendal saat intensitas curah hujan tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bandung mencatat tanggul pada 8 sungai di Kota Bandung jebol akibat banjir yang terjadi beberapa waktu lalu. Petugas secara perlahan melakukan perbaikan terhadap tanggul-tanggul yang jebol.

"Yang sudah kita data itu ada tujuh atau delapan titik, ada dua titik yang sudah dikerjakan (diperbaiki)," ujar Kepala Bidang Sumber Daya Air DPU Kota Bandung Yul Zulkarnaen di Balai Kota Bandung, Selasa (9/11).

Baca Juga

Ia menuturkan sebagian tanggul yang jebol diperbaiki dengan status tanggap darurat. Dari tanggul yang jebol, beberapa di antaranya mengalami kerusakan berat seperti yang terjadi di Sungai Cikapundung, Sungai Suryalaya dan di Megasari.

Yul melanjutkan pihaknya menganggarkan dana sekitar Rp 8 miliar hingga Rp 10 miliar untuk memperbaiki tanggul yang jebol akibat bencana banjir. Pihaknya juga menyiapkan anggaran pada tahun 2022 melalui program tanggap darurat.

Ia mengatakan saat ini banjir yang sering rutin terjadi di delapan titik diantaranya di terowongan Jalan Cibaduyut, flyover Cimindi, Pasar Gedebage dan Kopo Citarip. Pihaknya berupaya agar permasalahan banjir di titik-titik tersebut dapat terselesaikan secara maksimal.

Yul menambahkan, permasalahan banjir di Kota Bandung dipicu salah satunya karena drainase yang tidak dapat menampung hujan saat cuaca ekstrem. Pihaknya berupaya memelihara dan memperbaiki saluran drainase secara rutin. "Kendala terjadi banjir akibat daya tampung terbatas dibandingkan curah hujan yang ekstrem akhir akhir ini ketika terjadi hujan drainase tidak bisa menampung. Upaya kita pemeliharaan dengan rutin," katanya.

Pihaknya juga terus berupaya memperbanyak drumpori dan sumur resapan, serta sumur imbuhan dalam serta kolam retensi. Sedangkan pengerukan sedimentasi di sungai-sungai dilakukan awal tahun jelang musim hujan.

Ia menambahkan, pihaknya akan membuat kolam retensi Cisanggarung pada tahun 2022 mendatang. Pihaknya berharap pada Desember atau awal tahun 2022 sudah bisa dilaksanakan lelang.

"Yang sekarang dikerjakan adalah kolam retensi Bima di Jalan Bima Sungai Citepus itu sedang diproses pengerjaan. Untuk sumur imbuhan dalam itu tahun ini ada 12 titik yang kita bangun yang sudah selesai itu di kompleks Megabrata, Baturaden, Cisaranten dan di komplek perumahan Sangkanhurip," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement