REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD – Pemerintah Pakistan telah memulai pembicaraan dengan gerakan Taliban di negara tersebut, yakni Tehreek-e-Taliban (TTP). Hal itu kemungkinan bakal membuka jalan bagi TTP, yang telah dicap organisasi teroris internasional, untuk menyerah dan diberi amnesti.
Menteri Penerangan Pakistan Fawad Chaudry mengungkapkan meski pembicaraan dengan TTP sedang berlangsung, organisasi tersebut masih tetap dilarang. Menurut dia, TTP sudah menjanjikan gencatan senjata lengkap yang bakal berlangsung selama kedua belah pihak menjalin pembicaraan.
Chaudry mengatakan negosiasi dengan TTP akan berlangsung di bawah konstitusi dan hukum Pakistan. “Kedaulatan negara, integritas nasional, perdamaian, stabilitas sosial, dan ekonomi di masing-masing wilayah akan menjadi prioritas dalam pembicaraan ini,” ujarnya pada Senin (8/11) dikutip laman Al Arabiya.
Ribuan anggota TTP diyakini berada di Afghanistan. Sebagian besar dari mereka membangun basis di dataran tinggi timur terjal yang bertetangga dengan Pakistan. Sama seperti Taliban di Afghanistan, mayoritas anggota TTP beretnis Pashtun.
Selama bertahun-tahun, TTP melakukan serangan bom bunuh diri dan penculikan di seluruh Pakistan sebelum akhirnya dilibas dalam operasi militer berskala besar. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Taliban Amir Khan Muttaqi dilaporkan akan melakukan kunjungan ke Pakistan.
Menurut seorang sumber, tanggal kunjungan Mutaqqi ke Pakistan belum ditentukan. “Namun Mutaqqi telah diundang dan dia menerima undangan tersebut,” katanya dikutip Sputnik, Senin (8/11).