Selasa 09 Nov 2021 15:03 WIB

Warga Selandia Baru Protes Kebijakan Wajib Masker

Ribuan orang di Selandia Baru berunjuk rasa memprotes kewajiban memakai masker

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Orang-orang divaksinasi di pusat vaksinasi COVID-19 di Otara, Auckland, Selandia Baru, Selasa, 26 Oktober 2021. Ribuan orang di Selandia Baru berunjuk rasa memprotes kewajiban memakai masker. Ilustrasi.
Foto: ap/Dean Purcell/New Zealand Herald
Orang-orang divaksinasi di pusat vaksinasi COVID-19 di Otara, Auckland, Selandia Baru, Selasa, 26 Oktober 2021. Ribuan orang di Selandia Baru berunjuk rasa memprotes kewajiban memakai masker. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Selandia Baru memperketat penjagaan di gedung parlemen. Ribuan orang berkumpul di depannya untuk memprotes kebijakan wajib vaksin dan peraturan pembatasan sosial Covid-19.

Pada Selasa (9/11) semua kecuali dua pintu gedung parlemen yang dikenal sebagai Beehive itu ditutup. Kehadiran polisi dan personel keamanan di gedung itu ditingkatkan ke level yang tidak pernah dilakukan sebelumnya.

Baca Juga

Sebagian besar pengunjuk rasa tak bermasker bergerak dari pusat kota Wellington dan berkumpul di luar parlemen. Demonstrasi berjalan damai, beberapa orang terlihat memegang papan protes bertuliskan 'kebebasan' dan 'Orang Selandia Baru bukan tikus laboratorium'.

Mereka juga meneriakkan slogan yang mereka tuntut dari pemerintah untuk menarik kebijakan wajib vaksin dan peraturan pembatasan sosial. "Saya tidak akan dipaksa dan saya tidak dorong untuk menggunakan sesuatu yang tidak saya inginkan ke badan saya," kata seorang pengunjuk rasa.

"Saya meminta (pemerintah) mengembalikan 2018, sesederhana itu, saya ingin kebebasan saya lagi," tambahnya.

Pada tahun ini Selandia Baru kesulitan mengatasi wabah virus corona varian Delta. Perdana Menteri Jacinda Ardern terpaksa mengubah strateginya dari menghilangkan virus melalui peraturan yang ketat ke hidup bersama virus dengan meningkatkan angka vaksinasi.

Bulan lalu Ardern mengatakan pemerintah akan mewajibkan guru dan pekerja di sektor kesehatan dan disabilitas untuk divaksin lengkap Covid-19. Ia berjanji untuk mencabut pembatasan sosial setelah 90 persen populasi yang memiliki syarat vaksin sudah diimunisasi.

Angka yang ditetapkan Ardern lebih tinggi dari negara-negara lainnya. Hal ini mendorong kritikan dari masyarakat yang ingin kebebasan sementara kebijakan wajib vaksin menghalangi orang yang tidak ingin divaksin kembali bekerja.

"Perlakukan kami seperti manusia!" teriak pengunjuk rasa lainnya ketika ditanya sikap pemerintah dalam wajib vaksin.

"Saya di sini untuk kebebasan, pemerintah, dengan apa yang mereka lakukan, anti-kebebasan," tambahnya.

Selandia Baru masih menjadi negara dengan angka infeksi Covid-19 terendah di seluruh dunia. Negeri Kiwi hanya melaporkan sekitar 8.000 kasus infeksi dan 32 kematian sejauh ini.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement