REPUBLIKA.CO.ID, DUBLIN -- Kedutaan Besar Irlandia di Israel masih menyatakan ketidakpercayaan dan kemarahannya pada badan intelijen Israel. Hal ini terkait pemalsuan paspor Irlandia oleh Mossad satu dekade lalu.
Kedutaan Besar Irlandia menyampaikan kemarahannya dalam sebuah cuitan di Twitter. Namun beberapa menit kemudian, cicitan itu dihapus.
"Hubungan diplomatik mungkin diperhitungkan untuk sesuatu, tetapi jika mereka telah memalsukan paspor kami untuk digunakan dalam pembunuhan, mungkin dapat mempengaruhi kepercayaan," ujar pernyataan Kedutaan Besar Irlandia, dilansir Middle East Monitor, Selasa (9/11).
Insiden yang dimaksud kedutaan adalah pembunuhan komandan Hamas oleh Mossad, di sebuah kamar hotel di Dubai. Para agen menggunakan paspor palsu untuk memasuki Uni Emirat Arab (UEA), sebelum mereka melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.