Rabu 10 Nov 2021 00:05 WIB

Iran Mengaku Halau Drone AS Saat Latihan Militer

Sejak 2018 terjadi sejumlah bentrokan antara militer AS-Iran imbas kesepakatan nuklir

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Foto selebaran yang disediakan oleh situs web Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC); Berita Sepah menunjukkan, militer Iran menembakkan rudal yang menargetkan tiruan kapal induk AS di Selat Hormuz yang strategis, selatan Iran, 28 Juli 2020. Militer Iran memperingatkan drone-drone Amerika Serikat (AS) saat mencoba mendekati latihan militer Iran di dekat bibir Teluk. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE/HANDOUT HANDOUT EDITORIAL USE ONLY/
Foto selebaran yang disediakan oleh situs web Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC); Berita Sepah menunjukkan, militer Iran menembakkan rudal yang menargetkan tiruan kapal induk AS di Selat Hormuz yang strategis, selatan Iran, 28 Juli 2020. Militer Iran memperingatkan drone-drone Amerika Serikat (AS) saat mencoba mendekati latihan militer Iran di dekat bibir Teluk. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Militer Iran memperingatkan drone-drone Amerika Serikat (AS) saat mencoba mendekati latihan militer Iran di dekat bibir Teluk. Hal ini dilaporkan stasiun televisi Iran, IRIB.

Latihan tahunan yang selesai pada Selasa (9/11) ini digelar beberapa pekan sebelum Teheran dan kekuatan dunia kembali merundingkan kesepakatan nuklir atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Mantan presiden AS Donald Trump menarik keluar Negeri Paman Sam dari perjanjian itu pada 2018 lalu.

Baca Juga

"Pesawat-pesawat (tanpa awak RQ-4 dan MQ-9) ini mengubah rute mereka setelah mendekati Republik Islam Iran setelah intersepsi pertahanan udara dan peringatan tegas," kata IRIB melaporkan.

Latihan militer tersebut dilakukan sepanjang Selat Hormuz sampai ke utara Laut India dan sebagian Laut Merah. Sekitar seperlima minyak konsumsi dunia dikirimkan melalui Selat Hormuz yang strategis. Sejak 2018, terjadi sejumlah bentrokan antara militer AS dan Iran di Teluk setelah Iran menanggapi langkah Trump dengan melanggar kesepakatan JCPOA.

Pembicaraan tak langsung untuk menghidupkan kembali JCPOA antara Iran dan pemerintahan Presiden AS Joe Biden sempat dihentikan sejak ulama garis keras Ebrahim Raisi terpilih sebagai presiden Iran bulan Juni lalu. Perundingan itu akan kembali digelar di Wina pada 29 November mendatang.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement