Selasa 09 Nov 2021 16:31 WIB

Densus 88 Terus Menangkap Terduga Teroris Jaringan JI

Densus 88 Antiteror Polri juga menyita lebih dari 700 kotak amal LAZ ABA di Lampung.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Personel Densus 88 Antireror Polri membawa terduga teroris dari Jawa Timur menuju mobil tahanan setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Banten, Kamis (18/3/2021).
Foto: ANTARA /Fauzan
Personel Densus 88 Antireror Polri membawa terduga teroris dari Jawa Timur menuju mobil tahanan setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Banten, Kamis (18/3/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kembali menangkap lima tersangka dugaan tindak teroris kelompok Jamaah Islamiyah (JI) di wilayah Jawa Timur. "Penangkapan lima tersangka teroris di Jawa Timur yang penangkapannya berlangsung pada hari ini sejak dini hari tadi," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan di kantor Divisi Humas Polri, Jakarta Selatan, Selasa (9/11).

Kelima tersangka tersebut berinisial BA, AS, AN, RH, dan MA. Kelimanya ditangkap di sejumlah wilayah seperti Bojonegoro, Gresik, Kediri, dan Sumenep. Menurut Ramadhan, lima tersangka teroris kelompok JI Jawa Timur terkait dengan pengiriman senjata api, pelatihan kaderisasi, dan kelompok pelatih atau instruktur militer JI.

"Jika ditanya adakah keterkaitan antara JI Lampung dengan Jawa Timur? Tentu ada kaitannya, karena dalam organisasi JI antara wilayah a dan wilayah b ada hubungannya, baik penggalangan dana maupun pengiriman personel," kata Ramadhan.

Sebelumnya, saat proses penangkapan teroris JI di Lampung, personel Densus 88 Antiteror belum menemukan barang bukti kotak amal. Namun, kata Ramadhan, penyidik terus menggali informasi terkait penggalangan dana kelompok JI Jawa Timur.

"Belum ditemukan kotak amal di Jatim, tapi kita lakukan pendalaman penyelidikan apakah ada pola penggalangan dana juga," ujar Ramadhan.

Sementara itu, salah satu lokasi penangkapan yang dilakukan Densus 88 adalah di Perumahan Kota Baru Driyorejo (KBD), Desa Petiken, Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Saksi mata menyatakan, yang ditangkap Densus 88 hanya satu orang. "Saya tadi pagi melihat banyak polisi, dan sekarang sepertinya diamankan di Kantor Polsek (Driyorejo)," kata Kepala Desa Petiken, Mardi Utomo.

Dia menuturkan, terduga pelaku teroris yang ditangkap adalah seorang laki-laki pada pukul 08.00 WIB. Lokasi rumahnya di Blok Granit Kumala. Utomo menjelaskan, terduga pelaku teroris akrab dengan para tetangga. Kesehariannya, yang bersangkutan bekerja sebagai tukang servis elektronik. "Masih ditindaklanjuti karena masih terduga. Yang turun Densus 88 Antiteror," kata Utomo.

Ketua RT 01, RW 15, Blok Granit Kumala Perumnas KBD, Sarpan mengaku, diajak aparat untuk melihat penggeledahan rumah kontrakan terduga teroris berinisial AS (44 tahun). Sarpan bercerita, ia bersama petugas gabungan mendatangi rumah AS sekitar pukul 08.00 WIB.

"Setahu saya, pukul 08.00 WIB sampai 10.00 WIB, petugas datang ke sini untuk menggeledah, ada dari Polsek Driyorejo dan Polres Gresik, kurang lebih 20 orang, pakaian polisi, sisanya pakaian preman," katanya.

Sarpan mengatakan, proses penggeledahan tak hanya disaksikannya seorang diri. Tapi, juga bersama Ketua RW 15 dan Kepala Desa Petikan, Mardi Utomo. Petugas juga menutup akses keluar masuk gang di sekitar rumah terduga teroris. Sehingga saat ada warga yang berhenti di depan gang untuk mengambil foto, langsung dilarang polisi

Kapolsek Driyorejo, AKP Zunaidi membenarkan, adanya pengamanan terduga teroris oleh Densus 88 Antiteror. Hanya saja, ia menegaskan bahwa kewenangan sepenuhnya ada di Mabes Polri. "Kewenangan Mabes Polri, kami hanya di ring tiga di luar," kata Zunaidi.

Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Gatot Repli Handokomembenarkan jika terjadi penggerebekan terduga teroris di Jawa Timur. Hanya saja, semua itu sepenuhnya berada di bawah koordinasi Mabes Polri. "Nanti yang rilis dari Kadivhumas Mabes," kata Gatot.

Kotak amal

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebutkan, ratusan kotak amal yang diduga milik jaringan teroris JI di Lampung, salah satunya digunakan untuk biaya kaderisasi. "Dalam pengkaderan, dana digunakan JI untuk mengirimkan anggota terpilihnya ke negara konflik seperti Suriah dan Irak guna menjalankan latihan militer,” kata Deputi II BNPT Brigjen Ibnu Suhendra di Jakarta, Senin (8/11).

Dia mengatakan, penggalangan dana lewat kotak amal yang dilakukan oleh jaringan teroris di Lampung ditujukan untuk agenda jihad global. BNPT menghimpun informasi yang menyebutkan bahwa JI kerap memberi beasiswa bagi 10 orang terpilih di pesantren binaannya.

Densus 88 Antiteror Polri menyita lebih dari 700 kotak amal dari Lembaga Amil Zakat Abdurrahman Bin Auf (LAZ ABA) di Lampung pada pekan lalu. Ratusan kotak amal yang disita Densus 88 terdiri atas 76 kotak amal kaca berkaki, 706 kotak amal berbahan kaca, 29 kotak amal berbahan kayu, dan satu bundel akta pendirian organisasi.

Ibnu menerangkan, LAZ ABA merupakan lembaga yang memiliki program dakwah, pendidikan, kesehatan, santunan sosial, solidaritas dunia Islam, pemberdayaan ekonomi umat, dan tanggap bencana. Program itu, kata dia, dibiayai oleh kegiatan pengumpulan dana secara sukarela.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement