REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) kini mulai khawatir dengan kemampuan militer China yang semakin pesat. Sejauh ini Beijing dilaporkan telah melakukan uji coba rudal hipersonik, termasuk perluasan persenjataan nuklir, kemajuan di ruang angkasa dan dunia maya serta ancaman ke Taiwan.
“Kami menyaksikan salah satu perubahan terbesar dalam kekuatan geo-strategis global yang telah disaksikan dunia. Mereka jelas menantang kami secara regional dan aspirasi mereka adalah untuk menantang Amerika Serikat secara global,” kata Komandan Kepala Staf Gabungan Mark Milley, dilansir The Hill, Selasa (9/11).
Pergeseran kemampuan militer China dalam keseimbangan kekuatan global, telah membuat para pejabat dan anggota parlemen AS khawatir. Selama beberapa dekade, AS telah memegang posisi sebagai kekuatan ekonomi dan militer terkemuka di dunia.
Pergeseran kekuatan tersebut, dapat merusak aliansi di kawasan Indo-Pasifik. Terlebih, pada saat militer AS dan China semakin terlibat pertikaian di Laut China Selatan.
Contoh kecepatan pergerakan Beijing adalah uji coba senjata hipersonik pada Agustus yang mengorbit ke sebagian wilayah Bumi, kemudian masuk kembali ke atmosfer dan meroket menuju sasarannya, yang meleset kurang dari 30 mil. China telah menyatakan bahwa, mereka melakukan uji coba pesawat ruang angkasa, dan bukan rudal.
Milley menyebut peluncuran uji coba itu sebagai indikasi gambaran yang jauh lebih luas tentang kemampuan militer China. “Hari ini (Cina) memiliki kemampuan di ruang angkasa dan dunia maya, darat, laut, udara, bawah laut, dan mereka jelas menantang kami secara regional. Jadi kami memiliki kasus di sini dari sebuah negara yang menjadi luar biasa kuat, yang ingin merevisi tatanan internasional untuk keuntungan mereka. Itu akan menjadi tantangan nyata di tahun-tahun mendatang, terutama dalam 10 atau 20 tahun ke depan. Itu akan sangat signifikan bagi Amerika Serikat," kata Milley.