Selasa 09 Nov 2021 17:39 WIB

Ini Hasil Uji Coba Vaksin Sinovac dan Pfizer untuk Anak-Anak

Pada tubuh anak yang divaksinasi terbentuk antibodi terhadap Covid-19.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Friska Yolandha
Sebuah botol dengan vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 untuk anak-anak berusia lima hingga 12 tahun terlihat di The Children
Foto: AP/Mary Altaffer
Sebuah botol dengan vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 untuk anak-anak berusia lima hingga 12 tahun terlihat di The Children

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan anak-anak usia 6 hingga 17 tahun mendapatkan vaksin Covid-19 jenis Sinovac dan Pfizer. Rekomendasi itu dirumuskan IDAI setelah melihat hasil penelitian dua jenis vaksin Covid-19 itu.

Departemen Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Rahimi Syaidah menyebutkan, ada banyak sekali merk vaksin Covid-19 yang beredar di Indonesia, di antaranya yaitu Sinovac, Pfizer, Moderna, hingga Johnson & Johnson. 

Baca Juga

"Tetapi untuk anak dan remaja yang disetujui IDAI adalah Sinovac dan Pfizer. Dua jenis vaksin itu disetujui karena sudah melalui fase penelitian," ujarnya saat webinar virtual yang diadakan Pengabdian Masyarakat FK UI bertema Upaya Pemberdayaan Remaja Melalui Edukasi dan Penyampaian Informasi yang Benar Mengenai Covid-19 Serta Menjaga Kesehatan Kesehatan di Masa Pandemi, Selasa (9/11).

Pada uji vaksin Sinovac, relawan anak 3 hingga 17 tahun fase satu dan dua dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok diberikan vaksin Sinovac dan yang lain hanya Plasebo atau vaksin kosong. Terungkap, tubuh anak yang diberikan vaksin Sinovac membentuk antibodi 100 persen, sementara tubuh anak yang diberikan placebo tidak terbentuk antibodi. 

Kemudian ia menyebutkan, vaksin Pfizer diujikan pada anak usia 12 hingga 15 tahun dan ada juga yang mendapatkan plasebo. Hasilnya, dia melanjutkan, kelompok anak yang mendapatkan vaksin Pfizer ternyata 100 persen tidak terinfeksi Covid-19 sementara kelompok lain yang diberikan plasebo sebanyak 5 persen anak terpapar Covid-19 dari teman-temannya atau orang tua yang terkena Covid-19.

Terkait kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) vaksin Covid-19, ia mengakui ini menjadi alasan banyak orang takut divaksinasi. Banyak gosip soal si A meninggal dunia karena vaksin Covid-19 atau ada yang jadi lumpuh setelah mendapatkan imunisasi Covid-19 membuat seseorang urung divaksinasi. Padahal, ia menjelaskan KIPI ada klasifikasinya. 

Apabila KIPI terjadi pada orang yang sudah divaksinasi Covid-19, maka diklasifikasikan kelas 1. Misalnya, bayi mendapatkan vaksin DPT dan setelah itu mengalami demam tinggi memang karena reaksi dari vaksinnya. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement