REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO -- Para pemimpin Muslim menyerukan pemerintah Ontario, Kanada mengambil tindakan atas islamofobia. Imam Aarij Anwer dari Masjid Muslim London, Kanada mengatakan untuk mengatasi masalah islamofobia tidak bisa lagi menunggu sampai pemilihan tahun depan.
"Kami tidak ingin mengadakan pemakaman komunitas lain di mana kami semua berduka. Kami tidak ingin kehilangan nyawa lagi karena kebencian atau Islamofobia," kata Anwer dilansir dari Toronto City News, Selasa (9/11).
Anwer dan Dewan Nasional Muslim Kanada ingin melihat beberapa tindakan yang diterapkan oleh provinsi yang menurut mereka akan membantu mengekang tindakan kebencian terhadap Muslim. Termasuk juga perubahan pada sistem pendidikan sehingga anak-anak dapat lebih memahami islamofobia.
“Kita juga perlu melihat pembubaran kelompok supremasi kulit putih di provinsi dengan mencegah mereka mendaftar sebagai masyarakat,” kata Ketua Dewan Nasional Muslim Kanada Nadia Hasan.
Mereka juga ingin melihat Ontario mempekerjakan lebih banyak minoritas dalam pelayanan publik. Seruan ini datang lima bulan setelah empat anggota keluarga Muslim terbunuh di London. Empat orang tersebut dibunuh dimotivasi oleh kebencian terhadap Muslim.
Salman Afzaal (46 tahun), istrinya Madiha Salman (44), putri mereka yang berusia 15 tahun Yumna dan neneknya yang berusia 74 tahun Talat Afzaal, tewas saat keluar untuk jalan-jalan sore pada 6 Juni lalu. Hanya satu yang selamat dalam insiden itu, yakni seorang anak berusia sembilan tahun, Fayez, yang mengalami luka parah.
Nathaniel Veltman (20) dituduh sengaja menabrak keluarga Muslim itu dengan truknya. Dia didakwa dengan empat tuduhan pembunuhan tingkat pertama dan satu tuduhan percobaan pembunuhan dan disebut jaksa sebagai tindakan terorisme.
Seruan itu juga datang lebih dari setahun setelah Mohamed-Aslim Zafis ditikam sampai mati ketika ia menjadi sukarelawan di luar Organisasi Muslim Internasional di Toronto pada September 2020. Polisi mengatakan Zafis diserang secara acak dan mereka tidak dapat mengabaikan serangan itu dimotivasi oleh kebencian.
Seorang pria 34 tahun menghadapi satu tuduhan pembunuhan tingkat pertama dalam kematian Zafis. “Seruan kami sederhana, tidak ada lagi kekerasan. Komunitas kami tidak bisa menunggu sampai setelah pemilu untuk perubahan, kami menyerukan kepada semua pemimpin kami, mari bekerja sama untuk membuat perubahan," ungkap Hasan.
Juru bicara Menteri Kewarganegaraan dan Multikulturalisme Parm Gill Shannon Whitteker mengatakan solusi nyata untuk mengatasi rasialisme sangat dibutuhkan.
"Pekan lalu, dalam pernyataan ekonomi musim gugur, pemerintah kami berkomitmen menyediakan hampir 10 juta dolar AS untuk inisiatif baru dan yang ditingkatkan untuk membantu mengatasi rasialisme dan kebencian sistemik, termasuk menggandakan investasi dalam Program Hibah Anti-Rasisme Anti-Kebencian," kata Whitteker.
“Kami berharap meninjau rekomendasi yang dibuat hari ini oleh NCCM dan Masjid Muslim London, dan tetap berkomitmen bekerja dengan komunitas yang paling terkena dampak rasisme dan kebencian di provinsi kami," ujarnya.