REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Museum Memorial Holokaus Amerika Serikat (The United States Holocaust Memorial Museum) mengatakan sangat prihatin pemerintah China mungkin melakukan genosida terhadap Muslim Uighur, Selasa (9/11). Laporan yang dirilis oleh Pusat Pencegahan Genosida Simon-Skjodt memuat sejumlah pelanggaran yang telah dilakukan oleh pemerintah China.
Misal, tuduhan sterilisasi paksa, kekerasan seksual, perbudakan, penyiksaan dan pemindahan paksa warga Uighur di wilayah Xinjiang barat. Berdasarkan informasi yang didapat, perilaku pemerintah China dinilai telah melampaui kebijakan asimilasi paksa.
Laporan itu juga menggambarkan orang Uighur yang ditahan berdasarkan tindakan yang tidak melawan hukum dari budaya dan agama, seperti melakukan ritual pernikahan agama dan beramal di masjid. Setelah dipenjara, mereka dipaksa menjalani pendidikan ulang yang dimaksudkan untuk menghapus budaya Uighur dan keyakinan Islam.
Menurut beberapa laporan, lebih dari satu juta orang Uighur dan sebagian besar orang Muslim lainnya telah dipenjara di kamp-kamp di Xinjiang dalam upaya untuk membasmi kebiasaan Islam. Mereka yang patuh terhadap ajaran agama, termasuk sholat, berpuasa, atau tidak minum alkohol telah ditangkap.
Selain itu, laporan menyebut ratusan ribu wanita Muslim Turki telah menjalani pemeriksaan kehamilan wajib, pemasangan paksa alat kontrasepsi (IUD), dan sterilisasi paksa dan aborsi. Seorang tahanan wanita menceritakan dia diperkosa beberapa kali oleh petugas polisi setelah mereka memukulinya dengan mengatakan 'Uighur harus diperlakukan seperti ini'.
“Mereka memperkosa saya dengan memasukkan jeruji besi, tongkat listrik, dan peralatan lain ke dalam alat kelamin saya. Pertama kali, saya diperkosa oleh mereka bertiga bersama-sama. Saya ingat dengan sangat jelas,” kata dia.
Laporan juga menuduh kebijakan China berdampak pada tatanan sosial dan demografis wilayah tersebut dengan penulis laporan menunjukkan penurunan lebih dari 100 ribu kelahiran di Xinjiang. AS dan beberapa pemerintah lain telah mengatakan tindakan China terhadap Muslim Uighur dan populasi minoritas lainnya sama dengan genosida.
Dilansir Middle East Eye, Rabu (10/11), bulan lalu, 43 negara menandatangani sebuah dokumen di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang meningkatkan kewaspadaan atas penggunaan kamp-kamp penahanan oleh China sambil menyerukan agar inspektur internasional diizinkan akses tanpa batas ke Xinjiang. China telah membantah tuduhan genosida dan pelanggaran hak asasi manusia lainnya dan mengatakan kebijakannya diperlukan untuk memerangi ekstremisme.
https://www.middleeasteye.net/news/china-uighur-muslims-may-be-genocide-warns-us-holocaust-museum