Rabu 10 Nov 2021 09:12 WIB

Penyebab Harga Bitcoin Melonjak Rp 1 M & Ethereum Rp 68 Juta

Ethereum serta Bitcoin merupakan dua aset kripto dengan kapitalisasi pasar tertinggi

Rep: Novita Intan/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi uang kripto dari bitcoin hingga ethereum
Foto: Anadolu
Ilustrasi uang kripto dari bitcoin hingga ethereum

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga koin digital Ethereum (ETH) dan Bitcoin (BTC) memecahkan rekor harga tertinggi. Berdasarkan data Indodax.com, Ethereum bertengger Rp 68.279.000 dan Bitcoin sebesar Rp 968.392.000 atau menyentuh Rp 1 miliar.

CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan Ethereum dan Bitcoin yang pecah rekor menjadi kabar menggembirakan untuk para investor yang menginvestasikan uangnya dua aset kripto dengan kapitalisasi pasar tertinggi saat ini.

“Ethereum serta Bitcoin merupakan dua aset kripto dengan kapitalisasi pasar tertinggi saat ini. Adanya penguatan harga ini beserta dengan pecahnya rekor harga Ethereum dan Bitcoin, menunjukkan bahwa investor percaya dengan fundamental dari kedua aset kripto ini, sehingga terus melakukan aksi beli di pasar," ujarnya ketika dihubungi wartawan, Rabu (10/11).

Jika dibandingkan secara year to year pada November 2021, harga koin Ethereum pada 2020 hanya menyentuh angka sekitar Rp 8,8 juta dan harga Bitcoin menyentuh angka sekitar Rp 240 juta. Artinya, kenaikan harga Ethereum sebesar 675 persen dan kenaikan harga Bitcoin sebesar 303,5 persen dari tahun sebelumnya.

Oscar mengungkapkan harga Ethereum yang naik bahkan sampai pecah rekor pada dasarnya karena pasar kripto saat ini sedang bullish seiring juga dengan harga Bitcoin yang ikut pecah rekor. Adapun sentimen utama yang membuat harga Ethereum dan Bitcoin naik tentu karena adanya permintaan pasar yang sangat kuat.

Tak hanya sentimen faktor permintaan, faktor lain yang berpotensi menguatkan harga Ethereum dan Bitcoin juga ada, seperti adanya upgrade Hard Fork London pada beberapa waktu lalu, Ethereum menjadi Ethereum 2.0.

“Adanya upgrade Ethereum 2.0, Ethereum pun berubah menjadi proof of stake dan adanya fitur autoburn yaitu berupa pemusnahan jumlah Ethereum yang ada untuk membatasi pasokan Ethereum dan memperluas jaringan Ethereum. Adanya pembatasan ini, pasokan Ethereum yang akan beredar pun akan menjadi lebih langka. Dengan begitu permintaan di pasar semakin bertambah, dan akan menaikkan harga dari Ethereum itu sendiri," kata Oscar.

Di samping itu, Ethereum memiliki jaringan yang sudah banyak digunakan untuk pembuatan proyek blockchain ataupun koin kripto dan token baru. Sedangkan Bitcoin, sentimen yang mendorong harga Bitcoin untuk menguat diindikasi disebabkan oleh update blockchain Bitcoin bernama Taproot yang akan aktif antara pekan ini atau pekan depan.

"Update Taproot ini akan meningkatkan tiga protokol peningkatan Bitcoin, yang menyorot terhadap privasi pengguna, fitur smart contract, serta efisiensi biaya untuk memproses transaksi yang kompleks agar jauh lebih murah. Dengan adanya upgrade ini, menjadi salah satu faktor kuat pendorong para whale alias investor besar investasi Bitcoin," ucapnya.

Meskipun terus menunjukkan pergerakan volatilitas, Oscar mengatakan Ethereum dan Bitcoin sangat cocok apabila dijadikan investasi jangka panjang. Berdasarkan kapitalisasi pasar di coinmarketcap, Bitcoin sudah melampaui kapitalisasi pasar Tesla dan Meta (Facebook) dan berada urutan keenam. Sedangkan kapitalisasi pasar Ethereum sudah melampaui kapitalisasi pasar Visa, Alibaba, dan Walmart.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement