REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Azerbaijan mengecam keras kunjungan Menteri Pertahanan Armenia Arshak Karapetyan ke wilayahnya. Tindakan tersebut dinilai tidak sah dan sebagai provokasi militer-politik.
"Menteri Pertahanan Armenia Arshak Karapetyan secara ilegal mengunjungi wilayah Azerbaijan, di mana penjaga perdamaian Rusia untuk sementara dikerahkan," kata Kementerian Pertahanan Azerbaijan dalam sebuah pernyataan dikutip Anadolu Agency.
Menurut Kementerian Pertahanan Azerbaijan, kunjungan Karapetyan sengaja diadakan menjelang peringatan perjanjian trilateral yang ditandatangani oleh Azerbaijan, Rusia, dan Armenia pada 10 November tahun lalu.
"Masuknya yang tidak sah … ke wilayah Azerbaijan, mengadakan pertemuan dengan formasi ilegal Armenia, dan mengungkapkan pandangan tentang kesiapan tempur mereka adalah provokasi militer-politik," ujarnya.
Menurut Kementerian Pertahanan Azerbaijan, kepemimpinan politik dan militer Armenia sangat melanggar ketentuan pernyataan trilateral. Tindakan tersebut dinilai sebagai upaya untuk mengacaukan situasi di kawasan itu dan membayangi kegiatan penjaga perdamaian Rusia.
"Alih-alih menarik kesimpulan dari kekalahan total dalam perang 44 hari di Karabakh, beradaptasi dengan situasi geopolitik baru di kawasan itu, dan memperkuat perdamaian dan keamanan, kepemimpinan militer Armenia mencoba petualangan militer yang buruk," kata Kementerian Pertahanan Azerbaijan.
Kementerian Pertahanan Azerbaijan menilai kunjungan Karapetyan sekali lagi menunjukkan bahwa Armenia terus secara langsung mendukung unit militer Armenia yang tidak teratur, separatisme agresif, dan aksi teroris di wilayah Azerbaijan.
Azerbaijan akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah separatisme agresif dan tindakan teroris jika Armenia gagal menghentikan tindakan tersebut.
Hubungan antara bekas republik Soviet Azerbaijan dan Armenia telah tegang sejak tahun 1991, ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh. Wilayah itu diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan, sedangkan dihuni oleh mayoritas etnis Armenia.