REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Republik Indonesia (RI) dan Malaysia menyepakati membuka koridor perjalanan internasional antara kedua negara dalam waktu dekat, melalui aturan travel corridor arrangement.Kesepakatan itu diambil dalam pertemuan Presiden RI Joko Widodo dengan Perdana Menteri Malaysia Sri Ismail Sabri Yaakob di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (10/11).
"Hari ini saya dan Bapak Presiden telah mencapai persetujuan supaya Malaysia dan Indonesia dapat melaksanakan satu koridor perjalanan antara kedua dua negara, melalui aturan travel corridor arrangement ataupun TCA," kata PM Malaysia Sri Ismail saat memberikan pernyataan bersama dengan Presiden Jokowi, di Istana Bogor, Rabu.
Sri Ismail menyampaikan, ia bersama Presiden Jokowi telah menyepakati untuk menugaskan para menteri terkait untuk mengatur detail pembukaan koridor perjalanan antara kedua negara. "Menteri-menteri yang berkaitan akan melihat dengan lebih detail supaya kita boleh memulakan membuka, kita boleh buka border kita," ujarnya.
Dia menuturkan, untuk tahap awal, Indonesia dan Malaysia sepakat membuka koridor perjalanan dari Kuala Lumpur-Jakarta dan sebaliknya, serta Kuala Lumpur-Bali dan sebaliknya.
"Mungkin awal ini kita mulakan dengan Kuala Lumpur-Jakarta-Kuala Lumpur, dan juga Kuala Lumpur-Bali-Kuala Lumpur. Jadi insya Allah jika dipercepatkan urusan untuk detailnya, kita bersetuju tadi supaya joint statement akan kita buat, untuk kita umumkan pembukaan border antara Malaysia dan Indonesia," kata Sri Ismail.
Dia pun menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Presiden Jokowi atas kesediaan menerima lawatan dirinya sebagai PM Malaysia. Sri Ismail merasa sambutan yang diberikan Presiden Jokowi kepadanya begitu mesra.
"Saya merasa sangat gembira dengan sambutan begitu mesra yang diberikan oleh Bapak Presiden dan Pemerintah Indoensia kepada saya," ujar Sri Ismail. Dia menyebut, Malaysia dan Indonesia mempunyai kesamaan nilai budaya dan sejarah yang lama. Selain itu, Malaysia dan Indonesia mempunyai hubungan yang cukup istimewa.