Rabu 10 Nov 2021 16:00 WIB

Pendaratan Astronot NASA ke Bulan Mundur, China Duluan?

Pendaratan astronot dalam misi Artemis 3 tidak akan dilakukan setidaknya hingga 2025.

Rep: Idealisa masyrafina/Rizki jaramaya/ Red: Dwi Murdaningsih
Setelan baju astronaut untuk misi Artemis 2024.
Foto: ap
Setelan baju astronaut untuk misi Artemis 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON —  Taret pendaratan astronaut di bulan oleh Badan Antariksa Amerika (NASA) kembali mundur. Dalam sebuah pernyataan resmi, NASA menargetkan pendaratan oleh astronot NASA di permukaan bulan pada 2025. Awalnya, pendaratan ditargetkan pada 2024.

Dalam telekonferensi media pada Selasa (9/11), Administrator NASA Bill Nelson mengatakan pendaratan di bulan adalah tujuan utama dari misi Artemis 3, yang telah dijadwalkan sebelum akhir tahun 2024. Nelson mengatakan bahwa misi tersebut sekarang direncanakan tidak lebih awal dari tahun 2025.

 

Pada sidang kongres pada bulan Mei, Nelson memperingatkan kemampuan luar angkasa China yang berkembang sebagai ancaman bagi manusia yang mendarat di bulan sebelum NASA kembali. Menurut Nelson, program luar angkasa China semakin mampu mendaratkan taikonaut China jauh lebih awal dari yang diperkirakan. 

 

“Kami akan menjadi seagresif mungkin dengan cara yang aman dan layak secara teknis untuk mengalahkan pesaing kami dengan sepatu bot di bulan," katanya. 

 

Untuk diketahui, awal pekan ini, sektor antariksa China juga mencatat sejarah baru. Astronaut Wang Yaping menjadi astronaut China pertama yang berjalan di luar angkasa. Wang menjadi bagian dari misi ke stasiun luar angkasa China selama enam bulan. China saat ini juga sedang membangun stasiun luar angkasanya sendiri. Stasiun luar angkasa permanen China ditargetkan bisa beroperasi akhie 2022.

 

photo
China membangun stasiun luar angkasa sendiri. - (republika)

 

Alasan mundur

 

Nelson mengatakan tantangan hukum yang baru-baru ini diselesaikan oleh Blue Origin terhadap pemilihan SpaceX untuk program Human Landing System (HLS) adalah alasan utama. Namun, ini bukan satu-satunya alasan untuk mundur. Diketahui, Blue Origin, perusahaan milik Jezz Bezos menggugat NASA lantaran memilih SpaceX untuk program HLS. Menurut Blue Origin, ada proses yang tidak fair dalam tender itu.

 

Dia menambahkan bahwa NASA dan SpaceX membutuhkan lebih banyak waktu untuk meninjau keadaan program sebelum berkomitmen pada jadwal misi yang lebih spesifik.

 

"Karena proses pengadilan selama tujuh bulan, menurut hukum kami tidak diizinkan untuk kontak apa pun dengan SpaceX pada program HLS," kata Nelson dilansir di Space News, Rabu (10/11).

 

Dia mengatakan dia berbicara dengan Presiden SpaceX Gwynne Shotwell untuk pertama kalinya tentang HLS pada 5 November, sehari setelah seorang hakim federal memutuskan menentang Blue Origin dalam gugatannya terhadap NASA pada program tersebut.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement