Rabu 10 Nov 2021 22:29 WIB

Waktu Tidur Terbaik untuk Kesehatan Jantung Menurut Studi

UK Biobank menyimpan informasi lebih dari 500 ribu sukarelawan berusia 37-73 tahun.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Qommarria Rostanti
Waktu tidur terbaik untuk kesehatan jantung menurut studi (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Waktu tidur terbaik untuk kesehatan jantung menurut studi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Waktu Anda tidur dapat memengaruhi risiko penyakit jantung. Para peneliti mengatakan, ada titik kesehatan jantung untuk tertidur, yaitu dari pukul 22.00 hingga 23.00.

Analisis data dari lebih dari 88 ribu orang dewasa yang diamati selama sekitar enam tahun mengungkapkan ada risiko 12 persen lebih besar di antara mereka yang tidur dari jam 23.00 hingga 23.59 dan risiko 25 persen lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular di antara orang-orang yang tertidur pada tengah malam atau dini hari.

Baca Juga

Menurut sebuah laporan yang diterbitkan di European Heart Journal, tertidur lebih awal dari pukul 10 malam dikaitkan dengan peningkatan risiko 24 persen. "Tubuh memiliki jam internal 24 jam, yang disebut ritme sirkadian, yang membantu mengatur fungsi fisik dan mental," kata ahli saraf sekaligus rekan penulis studi dan kepala penelitian di Huma (sebuah perusahaan teknologi kesehatan London yang mendukung desentralisasi klinis), David Plans, dilansir di NBC News, Rabu (10/11).

Meskipun tidak dapat menyimpulkan penyebab dari penelitiannya, Plans mengatakan hasil menunjukkan, waktu tidur lebih awal atau lebih lambat mungkin mengganggu jam tubuh, dengan konsekuensi yang merugikan bagi kesehatan jantung. Untuk mengeksplorasi bagaimana waktu tidur yang berbeda dapat memengaruhi kesehatan jantung, Plans dan rekan di Huma beralih ke UK Biobank, yakni sebuah database biomedis.

UK Biobank menyimpan informasi tentang lebih dari 500 ribu sukarelawan berusia 37 hingga 73 tahun, yang direkrut dari 2006 hingga 2010. Data itu memberikan informasi kepada peneliti Huma tentang demografi, gaya hidup, dan kesehatan sukarelawan.

Para peneliti memfokuskan pada 88.926 orang dewasa, rata-rata berusia 61 tahun, yang memakai akselerometer (perangkat yang merekam saat seseorang bergerak) di pergelangan tangan selama tujuh hari. Dengan data akselerometer, para peneliti menentukan waktu mulai tidur dan bangun.

Selama waktu 5,7 tahun; sebanyak 3.172 dari sukarelawan (3,6 persen) mengalami kejadian kardiovaskular seperti strok, serangan jantung atau gagal jantung, yang merupakan insiden tertinggi di antara orang-orang dengan waktu tidur tengah malam atau lebih lambat, dan terendah di antara mereka yang tertidur dari pukul 22.00 hingga 22.59.

Bahkan, ketika sejumlah faktor diperhitungkan, termasuk usia, jenis kelamin, durasi tidur, ketidakteraturan tidur, status merokok, indeks massa tubuh, diabetes, tekanan darah, kadar kolesterol, dan status sosial ekonomi, tertidur secara teratur pada tengah malam atau lebih masih terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung tertinggi.

Peningkatan risiko lebih terasa pada wanita yang tertidur lebih lambat. Pria memiliki risiko jantung yang lebih besar hanya ketika mereka tertidur lebih awal pada malam hari, sebelum pukul 22.00.

“Studi baru benar-benar memperkuat apa yang kita ketahui dari sudut pandang pencegahan risiko kardiovaskular, tidur adalah faktor risiko," ujar asisten profesor dan co-direktur Johns Hopkins Digital Health Lab di Johns Hopkins Medicine di Baltimore, Francoise Marvel.

Namun, dia mengatakan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa meningkatkan kualitas tidur akan secara efektif mengurangi kejadian kardiovaskular, seperti serangan jantung dan strok.

Studi sebelumnya menunjukkan, durasi tidur itu penting. Studi baru tidak melihat waktu bangun bersama dengan onset tidur, tetapi pedoman pencegahan utama American Heart Association menunjukkan bahwa orang yang tidur kurang dari enam jam berisiko terkena hipertensi, yang merupakan faktor risiko kardiovaskular utama.

Ahli jantung intervensi dan profesor kedokteran, kardiologi dan ilmu dan kebijakan kesehatan populasi di Icahn School of Medicine di Mount Sinai di New York, Roxana Mehran mengatakan studi ini sangat “menarik” dalam hal temuan tentang wanita. Menurut American Heart Association, penyakit kardiovaskular adalah penyebab kematian nomor satu di AS. 

“Jadi kita perlu mencari tahu apa saja yang lebih penting atau kurang penting untuk mencegah penyakit jantung pada wanita,” kata Mehran.

Penelitian baru menunjukkan hubungan, tetapi tidak membuktikan bahwa tertidur baik awal dari pukul 22.00 hingga 23.00 tidak menyebabkan penyakit jantung. Faktor lain mungkin menjadi penyebab sebenarnya, seperti stres, kecemasan, dan depresi. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement