REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan migas nasional, MedcoEnergi berkeyakinan sektor hulu minyak dan gas bumi masih memainkan peran strategis bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia, sehingga keberadaan industri ini masih diperlukan di masa depan. Direktur Utama Medco Energi Hilmi Panigoro mengatakan pihaknya mengalokasikan belanja modal sebesar 150 juta dolar AS untuk sektor hulu migas dari total belanja modal sebesar 215 juta dolar AS pada tahun ini.
"Seiring kebijakan pemerintah untuk transisi energi, kami berkomitmen untuk mengurangi dampak operasi terhadap lingkungan dalam mencapai net zero untuk emisi Scope 1 dan Scope 2 pada 2050 dan Scope 3 pada 2060. Kami juga akan terus fokus pada pengembangan masyarakat untuk masa depan Indonesia yang lebih baik," kata Hilmi dalam diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Rabu (10/11).
Dia menjelaskan pihaknya akan terus memenuhi rencana dan komitmennya untuk kepentingan stakeholder seiring dengan harga komoditas yang terus membaik dan permintaan gas domestik yang mulai pulih. Menurutnya, upaya ini juga dalam rangka mendukung pencapaian target pemerintah untuk meningkatkan produksi minyak dan gas nasional, yaitu target produksi minyak 1 juta BOPD dan gas 12 BSCFD pada 2030.
"Kami juga akan terus fokus pada pengembangan masyarakat untuk masa depan Indonesia yang lebih baik," ujar Hilmi.
Sementara itu, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menuturkan pihaknya telah menyusun rencana strategis berupa Indonesian Oil and Gas atau IOG 4.0 yang bertujuan meningkatkan peran strategis industri hulu migas bagi perekonomian nasional mengingat kebutuhan migas masih akan terus meningkat di masa depan.
Langkah strategis IOG 4.0 mencakup tiga target besar pada 2030, yaitu memproduksi minyak 1 juta BOPD serta gas bumi sebanyak 12 BSCFD, meningkatkan efek berganda industri hulu migas terhadap sektor lainnya agar bisa memperkuat kapasitas nasional yang berdaya saing, dan menargetkan penciptaan keberlanjutan lingkungan.