Rabu 10 Nov 2021 17:13 WIB

Musim Hujan, Sembilan Kecamatan di Garut Terdampak Bencana

Beberapa bencana alam di Garut tidak ditemukan adanya korban jiwa meninggal

Rep: Bayu Adji P/ Red: Hiru Muhammad
Petugas membuat jembatan darurat di Desa Sukakilah, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Garut, Senin (8/11). Sebelumnya, jembatan di wilayah itu rusak akibat terdampak banjir bandang pada Sabtu (6/11).
Foto: Koramil Cisurupan Garut
Petugas membuat jembatan darurat di Desa Sukakilah, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Garut, Senin (8/11). Sebelumnya, jembatan di wilayah itu rusak akibat terdampak banjir bandang pada Sabtu (6/11).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT--Bencana tanah longsor dan banjir sudah terjadi di Kabupaten Garut sejak beberapa pekan terkahir. Intensitas hujan yang tinggi dinilai menjadi salah satu pemicu kejadian bencana tersebut. 

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Satriabudi mengatakan, dalam beberapa pekan terakhir terjadi bencana banjir dan longsor di sembilan kecamatan. Namun, intensitasnya masih dalam skala kecil. Baru satu kecamatan yang telah ditetapkan tanggap darurat bencana, yaitu Kecamatan Sukaresmi.

"Saat ini baru Kecamatan Sukaresmi yang bertatus tanggap darurat. Karena di daerah itu diperlukan percepatan penanganan, khususnya untuk mengatasi jembatan yang terputus," kata dia kepada Republika, Rabu (10/11).

Sebelumnya, wilayah Desa Sukalilah, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Garut, diterjang banjir bandang pada Sabtu (6/11). Akibatnya, jembatan yang menjadi akses utama warga sekitar terputus. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut menetapkan status tanggap darurat bencana di wilayah kecamatan itu selama tujuh hari. 

Satriabudi menyebutkan, pihaknya sudah melakukan gotong royong untuk membangun akses sementara warga di Desa Sukalilah, Kecamatan Sukaresmi, dengan membuat jembatan darurat. "Alhamdulillah saat ini kendaraan roda dua sudah bisa melintas. Untuk roda empat belum bisa, sementara hanya untuk roda dua. Yang penting kegiatan ekonomi masyarakat tak terganggu," kata dia.

Menurut dia, status tanggap darutat di wilayah Kecamatan Sukaresmi masih akan berlaku hingga hari ketujuh setelah kejadian bencana. Setelah itu, pihaknya akan melakukan evaluasi untuk memperpanjang atau menghentikan status tanggap darurat tersebut. 

Satriabudi menambahkan, kejadian bencana bukan hanya terjadi di Kecamatan Sukaresmi. Bencana juga terjadi di beberapa wilayah lainnya, seperti Kecamatan Pameungpeuk, Talegong, Cilawu, dan Pakenjeng. Namun, wilayah-wilayah itu masih berstatus siaga darurat bencana. "Kemarin terakhir pada Selasa (9/11) ada jalan provinsi tertutup longsor di Pakenjeng. Alhamdulillah sudah teratasi dan jalan sudah bisa dilalui kembali," kata dia.

Ia menyebutkan, dari beberapa kejadian bencana selama November di Kabupaten Garut, tak ada korban jiwa yang meninggal dunia. "Mudah-mudahan tidak ada," ujar dia.

Sebelumnya, Bupati Garut, Rudy Gunawan memerintahkan BPBD untuk melakukan langkah-langkah cepat dalam penangan bencana di Kabupaten Garut. Ia mengatakan, Pemkab Garut telah menerima catatan-catatan mengenai kebencanaan hidrometelogi yang kemungkinan terjadi di daerahnya.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim hujan kali ini akan disertai fenomenal La Nina. Artinya, curah hujan kemungkinan lebih tinggi dibanding musim hujan sebelumnya.  "BMKG sudah menyampaikan peringatan dini kepada masyarakat Garut supaya hati-hati dengan cuaca yang mungkin tiba-tiba menjadi hujan yang sangat deras," katanya.

Rudy menambahkan, pihaknya juga sudah menetapkan satu wilayah sebagai daerah tanggap darurat bencana. Ia menyebutkan, wilayah itu adalah Kecamatan Sukaresmi. "Kita sedang melakukan rekonstruksi dan sudah ditetapkan tanggap darurat untuk kebencanaan yang ada di Kecamatan Sukaresmi. Di Kecamatan Cilawu, Banjarwangi, Cisompet, Pameungpeuk, Cikelet, Cisewu, dan Talegong, sudah ada juga bencana, tapi masih berskala kecil," kata dia.

Di Kabupaten Ciamis, Bupati Herdiat Sunarya mengimbau agar para camat, kepala desa, serta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan bencana seperti longsor, banjir, pohon tumbang dan lainya. Ia juga meminta camat dan kepala desa harus langsung tanggap mengunjungi lokasi yang terkena dampak dengan melaporkan kepada BPBD agar dapat langsung ditangani."Sosialisasikan kepada seluruh masyarakat dan stakeholder di wilayah masing-masing untuk sama-sama mengantisipasi bencana karena saat ini kita memasuki musim penghujan," kata dia. 

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement