DIY Sebut Kasus Covid-19 di Sekolah karena Lengah Prokes
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Andri Saubani
Siswa mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) sebelum tes Swab antigen di SD Negeri Samirono, Yogyakarta, Kamis (21/10). Tes Swab antigen untuk guru dan murid ini untuk mengetahui kesehatan siswa dan guru saat uji coba pembelajaran tatap muka (PTM). Tes ini diadakan acak di beberapa sekolah di Yogyakarta. | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Daerah (Pemda) DIY menyebut, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang ditemukan di SMK Negeri 1 Sedayu, Bantul, DIY, dikarenakan adanya kelengahan satgas sekolah. Terutama terkait protokol kesehatan pencegahan Covid-19 selama proses pembelajaran tatap muka (PTM).
Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, kasus yang menyebar di sekolah ini awalnya dibawa oleh siswa dari lingkungan keluarga. Dari kasus pertama, virus ditularkan ke siswa lain dan guru, bahkan penularannya juga meluas hingga ke sekolah lainya di Kecamatan Sedayu.
"Karena kalau penularannya masif itu pasti ada kelengahan dari satgas sekolah yang melonggarkan kerumunan," kata Aji di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Rabu (10/11).
Aji pun meminta satgas sekolah untuk lebih berhati-hati terhadap potensi penularan Covid-19, terutama selama proses PTM berjalan. Ia meminta agar durasi PTM tidak berjalan lama dan tidak diperbolehkan istirahat, karena dapat menimbulkan kerumunan.
"Sekolah yang juga harus menjadi lebih hati-hati lagi. Jam pelajarannya jangan terlalu banyak, kemudian tidak buka kantin dan itu sudah wajib," ujar Aji.
Aji juga meminta agar keluarga turut melakukan pemantauan terhadap kondisi kesehatan siswa. Begitu pun dengan siswa yang merasa tidak enak badan, diharapkan untuk tidak datang ke sekolah.
Namun, diharuskan untuk memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat guna memastikan terpapar Covid-19 atau tidak. "Kalau dia merasa sakitnya dd sekolah, langsung melapor ke satgas di tingkat sekolah untuk dilakukan tes. Baik itu awalnya diketahui dari antigen dulu, baru nanti kita lakukan PCR," kata Aji.
Dari kasus yang ditemukan di SMK Negeri 1 Sedayu ini, DIY mencatatkan tambahan kasus harian Covid-19 tertinggi di Indonesia pada 8 November sebanyak 33 kasus baru. Dari 33 kasus tersebut, 31 kasus diantaranya ditemukan di Kabupaten Bantul dan dua kasus lainnya di Kabupaten Sleman.
"Dari hasil (pelacakan) sementara yang dilakukan teman-teman di Disdikpora DIY itu memang ada satu anak yang membawa (virus) dari rumah, kemudian menularkan ke teman-temannya yang lain, bahkan juga ada guru ternyata teridentifikasi membawa dari rumah," jelasnya.
DIY juga sempat mencatatkan peningkatan penambahan kasus Covid-19 pada 3 November sebanyak 89 kasus. Peningkatan ini dikarenakan ditemukannya klaster baru Covid-19 yakni klaster takziah yang juga di Bantul.