Rabu 10 Nov 2021 18:35 WIB

Petani Madu Temukan Beruang Mati Terjerat Tali di Siak, Riau

Kaki beruang jantan terjerat tali jebakan sehingga tak bisa mencari makan, dan mati.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
BKSDA Pasaman selamatkan seekor anak beruang madu yang terperangkap di kebun warga di Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumbar Rabu (15/1).
Foto: Dok BKSDA Resor Pasaman
BKSDA Pasaman selamatkan seekor anak beruang madu yang terperangkap di kebun warga di Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumbar Rabu (15/1).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kelompok tani madu menemukan seekor beruang madu (Helarctos malayanus) dalam kondisi mati di Taman Hutan Rakyat (Tahura) Minas, Kabupaten Siak, Provinsi Riau pada Selasa (9/11), dengan kaki terjerat tali jebakan.

"Setelah dilaporkan oleh kelompok tani madu, maka Tim BBKSDA Riau langsung melakukan pengecekan. Saat ditemukan beruang dalam kondisi kakinya terjerat tali jebakan," kata Kepala Bidang Teknis Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Mahfud kepada media di Kota Pekanbaru, Rabu (10/11).

Pada Selasa, pihaknya mendapat kabar kematian beruang jantan tersebut dari masyarakat, berasal dari kelompok tani madu. Mahfud mengatakan, kematian beruang tersebut diduga karena kelaparan. Hal itu akibat kakinya terjerat, sehingga beruang tidak bisa bergerak mencari makan. Hal itu menyebabkan beruang kelaparan dan mati.

"Dugaan kami beruang itu mati kelaparan karena kaki terjerat dan tidak bisa mencari makan," ujar Mahfud. Kemudian, lanjut Mahfud, dari hasil pemeriksaan tim medis, beruang itu diprediksi telah mati sekitar dua atau tiga hari sebelumnya.

Untuk upaya selanjutnya, kata Mahfud, tim medis akan melakukan upaya tindakan nekropsi untuk mengetahui penyebab kematiannya. "Tim dokter hewan telah diturunkan untuk melakukan nekropsi dan memastikan penyebab kematian beruang," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement