REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Banjir rob tidak hanya melanda kawasan pesisir Jakarta Utara, tetapi juga menggenangi permukiman warga di Kelurahan Dadap, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang mencatat, ada ribuan kepala keluarga (KK) dari enam RW yang terdampak bencana tersebut per Rabu (10/11).
"Jumlah (warga yang terdampak) 2.739 KK dari 6 RW," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tangerang Abdul Munir saat dihuhungi Republika, Rabu (10/11).
Munir menuturkan, keenam RW yang dilanda bencana banjir rob tersebut meliputi RW 01, 02, 03, 04, 05, dan 06 di Kelurahan Dadap, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang. Dia menyebut, RW yang paling terdampak yakni RW 01 hingga RW 03 yang berada dekat laut.
"Yang parah terdampak banjir rob adalah RW 01, 02, dan 03. RW01 berhadapan dengan laut di ujung. RW 02 dan 03 posisinya di pinggir sungai yang menuju laut," kata dia.
Terkait dengan kondisi air banjir rob, ketinggian airnya diketahui mencapai hampir 100 sentimeter atau 1 meter. "Ketinggian air di RW 01 sepinggang orang dewasa," terangnya.
Munir mengatakan, banjir rob kerapkali terjadi pada pagi dini hari dan akan surut pada sore hari. Banjir tersebut diketahui telah berlangsung di kawasan tersebut selama enam hari.
"Banjir rob akan naik pada pukul 04.00 WIB dan akan surut pada pukul 16.00 WIB, setiap hari begitu," kata dia.
BPBD Kabupaten Tangerang juga mencatat ada ribuan kepala keluarga (KK) di kawasan Kelurahan Dadap yang terdampak banjir rob. Para warga yang terdampak dikabarkan bertahan di dalam rumah masing-masing.
"Total warga yang terdampak banjir rob 2.739 KK. Itu dari 6 RW di Kelurahan Dadap, Kecamatan Kosambi," ujar Munir.
Dia menyebut, Kelurahan Dadap sudah menyampaikan surat permohonan bantuan logistik kepada BPBD. "Sampai saat ini belum ada yang mengungsi, masih tetap di rumah. (Nanti ada bantuan logistik) untuk warga yang terdampak, berjumlah 2.739 KK," ujarnya.
Longsor
Intensitas hujan yang cukup tinggi di Kota Depok, menyebabkan dua turap longsor yakni turap di Perum Klaster Mutiara Cagar Alam dan turap di Kali Cabang Barat (KCB), Kampung Belimbing. Saat ini, kedua turap tersebut sedang diperbaiki Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Depok.
"Sudah kami lakukan penanganan sejak Senin (8/11)," ujar Plt Kepala Dinas PUPR Kota Depok, Citra Indah Yulianty di Kantor Dinas PUPR Kota Depok, Rabu (10/11).
Menurut Citra, perbaikan turap di Perum Klaster Mutiara Cagar Alam, Jalan Balong Sari RT 06 RW 04 Kelurahan Ratujaya, Kecamatan Cipayung sedang dikerjakan dengan target pengerjaannya rampung dalam sepuluh hari.
"Turap yang longsor memiliki panjang 12 meter dengan tinggi tiga meter. Adapun penyebabnya, selain intensitas hujan yang cukup tinggi sehingga terjadi debit air yang cukup deras pada dasar kali," ujar dia.
Citra menambahkan, pihaknya, menugaskan satu regu Satgas Banjir yang terdiri dari 10 personel untuk pengerjaan awal. "Pengerjaan awal membersihkan material longsor dan dilanjut penurapan menggunakan batu kal," ucapnya.
Lanjut Citra, lalu untuk perbaikan turap yang mengalami longsor di Kali Cabang Barat (KCB), Kampung Belimbing Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas hampir selesai diperbaiki.
"Pengerjaan tersebut memakan waktu kurang lebih tiga hari. Sebelumnya, turap tersebut amblas dan memakan sebagian jalan pada Ahad (7/11). Adapun lokasi amblas memiliki lebar 1,5 meter dan panjang tiga meter," jelasnya.
Citra mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk waspada terhadap cuaca ekstrem yang kemungkinan terjadi beberapa hari ke depan. Terutama, terhadap potensi keretakan tanah yang bisa menimbulkan longsor. "Tetap waspada akan potensi longsor dan banjir," tegasnya.