Rabu 10 Nov 2021 20:25 WIB

Aktor Matthew McConaughey Pilih tak Vaksinasi Covid-19 Anak

McConaughey mengaku belum terlalu yakin dengan vaksin Covid-19 untuk anak.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nora Azizah
 Aktor dan produser Amerika Matthew McConaughey belum mendukung mandat vaksin Covid-19 untuk anak-anak.
Foto: Flick
Aktor dan produser Amerika Matthew McConaughey belum mendukung mandat vaksin Covid-19 untuk anak-anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor dan produser Amerika Matthew McConaughey belum mendukung mandat vaksin Covid-19 untuk anak-anak. Sepekan setelah Centers for Disease Control secara resmi mengizinkan vaksin Pfizer digunakan anak-anak usia lima tahun hingga 11 tahun, McConaughey belum mendukung anak-anak mendapat vaksin Covid-19. McConaughey yang telah divaksinasi penuh menjelaskan ingin mencari informasi lebih lanjut sebelum mendukung persyaratan apa pun.

"Saya ingin percaya pada sains," kata aktor berusia 52 tahun itu dilansir People, Rabu (10/11).

Baca Juga

McConaughey dan istrinya, Camila Alves, memiliki tiga anak, yaitu Levi (13 tahun), Livingston (8 tahun), dan Vida (11 tahun). Pasangan itu memilih untuk menunda vaksinasi untuk anak-anaknya.

Namun, McConaughey dan Alves sudah divaksinasi lengkap. Ibunya, Kay (90 tahun) yang tinggal bersama keluarga itu, bahkan telah menerima suntikan booster. Untuk saat ini, dia mengatakan, tidak akan memvaksinasi anak-anaknya yang masih kecil.

"Saat ini, saya tidak memvaksinasi anak-anak saya. Saya tidak melakukannya," ujar McConaughey.

Bintang Dallas Buyers Club itu menekankan bahwa dia dan keluarganya telah menghadapi pandemi dengan serius dan sangat bergantung pada karantina wilayah di rumah, untuk menjaga semua orang tetap aman. Dia menekankan bahwa prioritasnya adalah melindungi ibunya yang sudah lanjut usia, yang kekebalannya terganggu dan telah tinggal bersama mereka sepanjang pandemi.

"Saya tidak bisa mengamanatkan harus memvaksinasi anak-anak yang lebih muda. Saya masih ingin mencari informasi lebih lanjut," kata McConaughey.

Namun, dia mengatakan anak-anaknya pasti akan mendapat vaksinasi jika sudah yakin dengan seluruh informasi. 

“Saya divaksinasi. Istri divaksinasi. Kami di sini hanya mencoba menjalani gaya hidup sesehat mungkin, tetapi saya belum bisa mengamanatkannya untuk anak-anak dulu,” ujar McConaughey.

CDC membersihkan dosis vaksin Pfizer yang lebih kecil untuk anak berusia lima tahun hingga 11 tahun, dan inokulasi dimulai di seluruh negeri. Di New York City, sekolah umum mengadakan program vaksinasi untuk siswa-siswinya. Di Washington, DC, orang menunggu berjam-jam untuk mendapatkan vaksin, berharap untuk melindungi anak-anak mereka setelah berbulan-bulan menunggu.

Sejauh ini, lebih dari 360 ribu anak dalam kelompok usia tersebut telah menerima dosis pertama vaksin mereka. Namun, sementara ada sebagian besar orang tua yang segera pergi untuk memvaksinasi anak-anak mereka,  jajak pendapat baru-baru  ini menemukan bahwa sekitar sepertiga masih ragu-ragu, dan sepertiga lainnya tidak berniat memvaksinasi anak-anak mereka. Beberapa orang tua merasa bahwa kelompok usia muda tidak perlu disuntik karena mereka cenderung tidak mengembangkan penyakit parah akibat Covid-19, tetapi para ahli telah memperingatkan bahwa mereka masih dapat memiliki hasil yang merugikan, atau menularkan virus ke yang lain.

"Sementara anak-anak, secara umum, memiliki penyakit yang lebih ringan daripada orang dewasa, kehidupan mereka pasti terkena dampak Cocid-19," kata Dokter Anak People Health Squad, Elizabeth Murray, sekaligus spesialis Pengobatan Darurat Anak dan Advokasi Kesehatan Anak.

Dia menjelaskan bahwa ribuan anak telah dirawat di rumah sakit. Beberapa telah meninggal karena Covid-19 selama pandemi. “Anak-anak juga menyebarkan penyakit, sehingga apa pun yang dapat kita lakukan untuk mengurangi penyakit, semakin baik keadaan kita,” ujar dia.

Murray mengatakan orang tua penting juga untuk mengetahui bahwa MIS-C, penyakit parah pasca-covid yang terlihat pada anak-anak paling sering terjadi pada kelompok usia ini 5 “tahun hinggal 11 tahun. Uji klinis untuk vaksin menemukan bahwa tidak ada efek samping yang merugikan pada anak-anak kelompok usia itu, dan lebih dari 90 persen efektif dalam mencegah gejala Covid-19 yang ringan sekalipun.

"Saya tahu bahwa ini adalah vaksin yang sangat aman yang telah menyelamatkan nyawa, mengurangi penyakit, dan setelah divaksinasi sepenuhnya akan memungkinkan (anak jenjang) TK memiliki lapisan perlindungan ekstra untuk menjaganya tetap aman di sekolah dan saat di luar dunia," kata Murray.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement