Kamis 11 Nov 2021 12:55 WIB

Ethiopia Tangkap Orang-Orang Penting Etnis Tigray

Polisi Ethiopia tangkap tokoh penting etnis Tigray yang diduga mendukung pemberontak

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
 Gambar ini dibuat dari video tak bertanggal yang dirilis oleh Kantor Berita Ethiopia milik negara pada hari Senin, 16 November 2020 menunjukkan militer Ethiopia dalam pengangkut personel lapis baja, di sebuah jalan di daerah dekat perbatasan wilayah Tigray dan Amhara di Ethiopia. Polisi Ethiopia tangkap tokoh penting etnis Tigray yang diduga mendukung pemberontak. Ilustrasi.
Foto: AP/Ethiopian News Agency
Gambar ini dibuat dari video tak bertanggal yang dirilis oleh Kantor Berita Ethiopia milik negara pada hari Senin, 16 November 2020 menunjukkan militer Ethiopia dalam pengangkut personel lapis baja, di sebuah jalan di daerah dekat perbatasan wilayah Tigray dan Amhara di Ethiopia. Polisi Ethiopia tangkap tokoh penting etnis Tigray yang diduga mendukung pemberontak. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA -- Pihak berwenang Ethiopia menangkap tokoh-tokoh penting etnis Tigray yang dicurigai mendukung pasukan pemberontak di utara. Orang-orang dekat yang ditangkap mengatakan penangkapan dilakukan pada CEO bank, pendeta, hingga staf PBB.

Polisi membantah mengincar kelompok etnis Tigray. Pihak berwenang menegaskan mereka menangkap orang-orang yang diyakini memiliki koneksi dengan pasukan pemberontak Tigray People's Liberation Front (TPLF) yang berperang melawan pemerintah satu tahun terakhir.

Baca Juga

Perang ini telah menewaskan ribuan orang, memaksa dua juta lainnya mengungsi, menarik pasukan dari negara tetangga Eritrea, dan mengancam ratusan ribu orang kelaparan. Pertempuran menyebar ke wilayah Afar dan Amhara, mengancam stabilitas Ethiopia dan Tanduk Afrika.

Pekan lalu Ethiopia mendeklarasikan masa darurat setelah pasukan Tigray bergerak ke arah ibukota Addis Ababa. Masa darurat mengizinkan pemerintah melakukan penahanan tanpa batas waktu dan mewajibkan warga membawa kartu tanda pengenal agar bisa diidentifikasi etnisnya.

Pada Selasa (9/11) lalu PBB mengatakan 16 orang staf dan tanggungan mereka di Ethiopia ditangkap tapi tidak diketahui etnis mereka. Hingga Rabu (10/11), sembilan orang masih ditahan.

Komisi Hak Asasi Ethiopia mengatakan pihak berwenang sudah menangkap ratusan orang etnis Tigray, termasuk orang lanjut usia dan ibu dengan anak. Salah satu pejabat Ethiopia yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan penahanan 'di luar kendali'.

Juru bicara pemerintah Legesse Tulu belum menanggapi permintaan komentar. Juru bicara kepolisian federal Jeylan Abdi menuturkan ia tidak berwenang memberikan komentar seputar penahanan. Sementara pekan lalu juru bicara kepolisian Addis Ababa Fasika Fante mengatakan mereka yang ditahan 'langsung atau tidak langsung' membantu TPLF.

Jaksa agung Gideon Timotheos tidak merespons permintaan komentar. Namun sebelumnya ia mengatakan sistem peradilan melakukan checks and balances untuk memastikan orang yang tidak bersalah dibebaskan.

Selasa lalu polisi menahan CEO Lion Bank dari kelompok etnis Tigray, Daniel Tekeste, bersama lima orang stafnya. Karyawan bank mengatakan mereka dibebaskan pada malam yang sama.

Manager cabang sebuah bank swasta yang lain menyebut polisi mengunjungi kantornya di Addis Ababa. Mereka bertanya apakah ada orang Tigray yang bekerja di sana. Manager itu mengatakan ia tidak mengetahui informasi semacam itu dan polisi pun pergi.

Seorang mantan pejabat tinggi pemerintah Tigray yang ditunjuk pemerintah federal menerangkan ia dan dua orang temannya sempat ditahan pekan lalu tapi kemudian dibebaskan. Menurutnya masih banyak pejabat menengah atau staf pemerintah Tigray yang masih ditahan.

Mantan kabinet pemerintah Tigray yang kritis terhadap TPLF, Abraha Desta, ditangkap pada Oktober lalu. Setelah mengecam penangkapan orang-orang etnis Tigray. Seorang anggota Prosperity Party yang berkuasa dipanggil untuk rapat pada Senin (8/11) lalu. Temannya mengatakan tapi orang itu ditangkap.

Seorang pendeta yang ditangkap menyusun daftar tokoh-tokoh keagamaan yang ditahan. Dalam daftar yang diberikan pada sebuah keluarga itu tercatat 37 pendeta dan pekerja keagamaan ditangkap dari empat gereja di Addis Ababa. Gereja Ortodoks Ethiopia tidak merespons permintaan komentar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement