Kamis 11 Nov 2021 15:40 WIB

Cegah Perubahan Iklim Butuh Bantuan Negara-Negara Kaya

Negara berkembang membutuhkan bantuan pembiayaan untuk mencegah krisis iklim.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Aktivis Greenpeace Indonesia melakukan aksi di kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Rabu (10/11/2021). Aksi mengantarkan 1.000 kartu pos dari masyarakat seluruh Indonesia kepada Presiden Joko Widodo yang disertai patung es seorang anak tersebut untuk mengingatkan adanya ancaman besar perubahan iklim.
Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan
Aktivis Greenpeace Indonesia melakukan aksi di kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Rabu (10/11/2021). Aksi mengantarkan 1.000 kartu pos dari masyarakat seluruh Indonesia kepada Presiden Joko Widodo yang disertai patung es seorang anak tersebut untuk mengingatkan adanya ancaman besar perubahan iklim.

REPUBLIKA.CO.ID, GLASGOW -- Pembicaraan di KTT IKlim COP26 di Glasgow telah memasuki pembahasan soal pembiayaan iklim. Menteri Lingkungan dan Iklim India Bhupender Yadav mengatakan negara-negara kaya berkewajiban memberikan pendanaan iklim kepada negara-negara berkembang, termasuk negaranya. 

Negara dengan hampir 1,4 miliar orang atau hampir seperlima dari populasi global dan hanya menyumbang 5 persen dari emisinya. India baru-baru ini mengumumkan akan berhenti menambahkan gas rumah kaca ke atmosfer pada 2070. Target waktu ini adalah dua dekade setelah target “nol bersih” yang ditetapkan oleh AS dan 10 tahun setelah target China. 

Baca Juga

Untuk mencapai hal itu, India berjanji untuk mendapatkan setengah dari energinya dari energi bersih dan mengendalikan pertumbuhan emisinya pada 2030. Namun untuk mencapai tujuan tersebut, negara berkembang seperti India membutuhkan pembiayaan. 

"Pembiayaan iklim bukanlah amal. Ini adalah kewajiban, tanggung jawab, tugas dan sumpah," kata Yadav, Rabu (11/11).

Yadav mengatakan mengatasi kekurangan keuangan sangat penting untuk membuat KTT Iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia, menjadi sukses. "Saya percaya tanggung jawab terbesar ... terletak pada negara-negara maju. Karena jika ada celah yang tersisa, itu adalah tindakan untuk pendanaan iklim," katanya.

Yadav memimpin delegasi India pada pembicaraan dua minggu yang dijadwalkan berakhir Jumat (12/11). Sebuah rancangan kesepakatan di bawah negosiasi mencatat negara-negara kaya telah gagal memenuhi janji  untuk menyediakan 100 miliar dolar AS setiap tahun dalam pembiayaan iklim kepada negara-negara miskin pada 2020.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement