REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Sebuah film berjudul 100UP bercerita tentang centenarian (orang yang berusia di atas 100 tahun). Empat orang di antaranya menceritakan rahasia umur panjang mereka yakni selalu merasa bahagia, rajin bergerak, dan jangan terlalu berpikir berat.
Seorang nenek bernama Viola Smith lahir pada 1912. Dia adalah anak keenam dari delapan bersaudara. Ayahnya yang seorang musisi, mengharuskan masing-masing anaknya belajar piano dan alat musik lain untuk bermain orkestra keluarga di jalan.
Smith adalah drummer. Posisinya itu berperan dalam umur panjangnya. Hal ini diceritakannya dalam film dokumenter 100UP yang diproduksi pada 2020, namun baru tayang perdana dalam festival film "DOC NYC" pada pekan ini.
Film ini bercerita tentang tujuh centenarian dari seluruh dunia yang masih bersemangat tinggi, lalu menyoroti apa yang membuat mereka bisa berusia panjang. "Drum saya ada di atas sini," kata Smith kepada pembuat film, Heddy Honigmann, saat menirukan bagaimana cara dia memainkan drum yang berada di atas kepalanya.
"Dokter saya mengatakan, semua latihan yang saya lakukan itu bisa membuat saya terus hidup beberapa tahun," kata dia, seperti dilansir di laman Insider, Kamis (11/11).
Salah satu drummer profesional wanita pertama itu mengatakan bahwa saudara perempuannya tidak seberuntung dirinya. "Jika saya menjadi anak kelima, saya akan memainkan terompet. Jika saya menjadi anak keempat, saya akan menjadi pemain trombon. Jadi, kedua kakaknya itu meninggal lebih awal. Permainan drum yang menyelamatkan saya. Ini adalah latihannya," kata Smith.
Ada juga nenek bernama Mathilde Freund yang lahir di Austria pada 1916 dan melarikan diri ke Paris pada 1937 setelah tentara Jerman menyerbu. Pada awal 1950-an, dia tiba di New York, bekerja sebagai pekerja sosial sebelum menjadi penjual barang antik.
Dalam film 100UP, Freund ditampilkan menjajakan dagangannya, berenang, dan menghadiri kelas film. "Saya telah kuliah di Fordham University selama 42 tahun, dan saya menikmati kelas saya. Saya benar-benar melakukannya. Ini membantu saya untuk tetap hidup," kata dia.
Freund juga mengatakan, dia makan sesuatu yang membuatnya senang setiap hari. "Apakah kamu tahu apa yang paling aku sukai? Alpukat," ujarnya.
Tak ketinggalan, ada Raul Jeri yang merupakan seorang dokter di Peru yang lahir pada 1918. Dalam film, dia terlihat sedang berkeliling di salah satu rumah sakit di Lima. Ia menguji refleks pasien dan merekomendasikan berbagai perawatan.
Dia memberi tahu Honigmann alasan mengapa tetap mempertahankan praktiknya, yang dia lakukan tanpa bayaran sebagai dokter spesialis. Dia melakukannya untuk membantu mengalihkan perhatiannya dari kesedihan pertempuran istrinya dengan Alzheimer.
Pasangan itu menikmati delapan atau sembilan tahun yang baik bersama, sebelum mereka menghabiskan delapan atau sembilan tahun berikutnya memburuk. Pada saat syuting, istrinya sedang koma selama enam tahun.
"Saya pasrah untuk tidak lagi berkomunikasi dengannya, tidak lagi memiliki jenis pembicaraan apa pun, emosi, tidak ada apa-apa. Iitu adalah masa yang sangat sulit," ujar Jeri.
Bekerja di rumah sakit sangat membantunya untuk menyadari bahwa dirinya masih berguna. "Saya memanfaatkan waktu saya secara positif selagi saya bisa," kata dia.
Kemudian, ada Shirley Zussman yang lahir pada 1915 dan bekerja sebagai terapis seks bersama suaminya. Pada saat pembuatan film, Zussman mengatakan masih menerima pasien lama mereka sesekali, tetapi tidak menerima pasien baru. "Saya merasa bahwa pada usia 104 tahun, itu adalah hal yang tidak bertanggung jawab untuk menerima pasien baru," kata dia.
Sebaliknya, Zussman menghabiskan sebagian besar waktunya di luar rumah dan bertemu orang-orang, sering kali di Starbucks. "Saya ingin berada di luar sana. Saya seorang pembicara, saya suka berbicara dengan orang-orang," ujarnya.
Zussman juga mengatakan umur panjangnya terkait dengan kehidupan yang baik. "Saya akan mengatakan bagian lain dari itu adalah kehidupan yang beruntung," kata dia.