REPUBLIKA.CO.ID, BATU -- Pemerintah Kota (Pemkot) Batu akan segera melaksanakan rapat koordinasi (rakor) dengan para camat dan kepala desa untuk membahas relokasi rumah warga. Regulasi dan segala sesuatunya akan dipersiapkan guna berjalannya program tersebut.
Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko mengungkapkan, rumah warga yang hanyut dan hancur akibat banjir sebenarnya ada delapan rumah. Namun berdasarkan permintaan Menteri PUPR, semua warga yang berada di bantaran sungai harus direlokasi.
"Nanti akan didata lagi jumlah pastinya," ucap perempuan berhijab ini kepada wartawan di Kota Batu, Kamis (11/11).
Untuk melaksanakan relokasi, Dewanti mengaku, sudah menyiapkan lahannya. Lahan relokasi rencananya akan dilaksanakan di salah satu desa Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Selanjutnya, pihaknya akan melakukan edukasi dan sosialisasi mengenai program relokasi kepada warga.
"Rencana kapan ini segera saya rapatkan segera habis ini," ucapnya.
Sebelumnya, Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan, akan segera merelokasi rumah warga yang berada di sekitar bantaran sungai. Relokasi rumah ini tidak hanya ditunjukkan untuk rumah milik penyintas banjir bandang tapi seluruh rumah warga yang berada di sekitar bantaran sungai. Setidaknya rumah yang berada sekitar empat kilometer (km) dari lokasi kejadian sampai muara sungai Brantas akan dipindahkan.
Berdasarkan data BPBD Kota Batu, 51 rumah rusak akibat terjangan banjir bandang pada Kamis (4/11). Dari jumlah tersebut, 29 rumah rusak ringan, tujuh rumah rusak sedang dan 15 rumah rusak berat. Pada saat kejadian, setidaknya ada 32 rumah yang terendam lumpur akibat banjir.