Kamis 11 Nov 2021 17:32 WIB

Saling Puji Jokowi-Paloh dan Munculnya Lagi Isu Tiga Periode

Jika tak dibatasi konstitusi, Nasdem bakal mengusung kembali Jokowi di pilpres nanti.

Rep: Dessy Suciati Saputri, Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus raharjo
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berbincang dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kiri) saat menghadiri peringatan HUT ke-10 Partai NasDem di Gedung Akademi Bela Negara (ABN) Partai NasDem, Jakarta, Kamis (11/11/2021). Acara tersebut mengusung tema Satu Dekade di Jalan Restorasi.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berbincang dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kiri) saat menghadiri peringatan HUT ke-10 Partai NasDem di Gedung Akademi Bela Negara (ABN) Partai NasDem, Jakarta, Kamis (11/11/2021). Acara tersebut mengusung tema Satu Dekade di Jalan Restorasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri puncak perayaan HUT ke-10 Partai Nasdem, Kamis (11/11). Baik Jokowi maupun Nasdem saling lempar pujian untuk masing-masing. Bahkan, aksi saling puji ini kembali menyinggung masa jabatan presiden tiga periode yang dilontarkan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.

Dalam pidatonya, Presiden Jokowi meyakini kekuatan yang dimiliki Nasdem akan sangat menentukan stabilitas pemerintahan ke depan. “Bahwa kekuatan besar yang dimiliki Nasdem saya kira sangat menentukan stabilitas administrasi pemerintahan kita ya ke depan menuju di 2024," ujar Jokowi di Kampus Akademi Bela Negara, Jakarta Selatan, Kamis (11/11).

Baca Juga

Selain itu, kata Jokowi, dukungan Nasdem juga penting dalam menjaga stabilitas politik di Tanah Air. “Saya kira, stabilitas politik penting sekali sekarang ini dan dukungan Nasdem seperti disampaikan Bapak Ketua (Surya Paloh), saya kira juga diperlukan,” ujarnya.

Presiden Jokowi juga mengucapkan selamat HUT ke-10 Partai Nasdem. Ia berpesan agar bangsa Indonesia mulai membangun rasa percaya diri dan optimisme sebagai bangsa pemimpin. Jokowi tak ingin masyarakat Indonesia masih memiliki mental inlander atau mental terjajah sehingga sulit untuk merasa percaya diri dan membangun optimisme.

“Jangan sampai kita kehilangan orientasi itu. Dan itulah yang dinamakan gerakan perubahan, gerakan restorasi, ya di situ,” katanya menegaskan.

Ia melanjutkan, bangsa Indonesia memiliki banyak sejarah kejayaan dari para pendahulu. Kemerdekaan yang diraih bangsa Indonesia pun melalui sebuah perjuangan yang panjang. Selain itu, kata dia, Indonesia juga kaya dengan warisan peradaban dan juga ajaran budi pekerja. Hal itulah yang menjadi kunci untuk memperkuat identitas dan karakter bangsa.

“Sehingga kita bisa mewarisi kearifan-kearifan lokal untuk mengelola kehidupan kita secara baik, ada seni dan budaya yang kita miliki yang sangat beragam,” kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement