Kamis 11 Nov 2021 17:58 WIB

BSI Didaulat Sebagai The Strongest Islamic Bank 2021

Langkah tersebut adalah bukti kesiapan pihaknya untuk membuka pasar di tataran global

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) didaulat sebagai The Strongest Islamic Bank 2021. Penghargaan ini didasari berbagai kriteria diantaranya kapasitas dan kualitas aset, kinerja perseroan serta dukungan dari sisi layanan dan jaringan yang tersebar lebih dari 1300 cabang di seluruh Indonesia. Anugerah ini disampaikan CNBC Indonesia kepada Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk Hery Gunardi.
Foto: istimewa
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) didaulat sebagai The Strongest Islamic Bank 2021. Penghargaan ini didasari berbagai kriteria diantaranya kapasitas dan kualitas aset, kinerja perseroan serta dukungan dari sisi layanan dan jaringan yang tersebar lebih dari 1300 cabang di seluruh Indonesia. Anugerah ini disampaikan CNBC Indonesia kepada Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk Hery Gunardi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) didaulat sebagai The Strongest Islamic Bank 2021. Penghargaan ini didasari berbagai kriteria diantaranya kapasitas dan kualitas aset, kinerja perseroan serta dukungan dari sisi layanan dan jaringan yang tersebar lebih dari 1300 cabang di seluruh Indonesia. Anugerah ini disampaikan CNBC Indonesia kepada Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk Hery Gunardi.

Beberapa aspek yang dinilai yakni posisi asset BSI per September 2021 menjadi Rp 251,05 triliun atau naik sekitar 10,15 persen yoy dari Rp 227,92 triliun dengan perolehan laba mencapai Rp 2,26 triliun, naik 37,01  persen secara year on year (YoY). 

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan langkah tersebut adalah bukti kesiapan pihaknya untuk membuka pasar di tataran global. BSI ingin memaksimalkan peluang bisnis dari potensi besar pasar syariah di dunia yang selama ini belum tersentuh secara optimal. “Kami ingin menjadi pelaku utama dalam mendorong dan menumbuhkan ekonomi syariah Indonesia. Sehingga Indonesia bisa menjadi tokoh utama dalam ekonomi syariah dunia,” ujarnya optimistis.

Penghargaan tersebut menjadi spirit bagi Bank Syariah Indonesia sebagai Bank Syariah dengan posisi 7 terbesar di Indonesia dari sisi aset untuk optimis bergerak maju ke kancah global sebagai pemain utama Bank Syariah pertama di Kawasan Uni Emirat Arab. Hal ini sejalan dengan pemberian izin kepada BSI terkait letter of incorporation dari Dubai International Financial Center (DIFC).

“Kami juga berterima kasih kepada seluruh nasabah dan stakeholders atas dukungan dan kepercayaan yang telah diberikan kepada Bank Syariah Indonesia. Tentunya penghargaan ini memacu kami untuk selalu berinovasi dan bertransformasi memberikan kinerja dan layanan yang lebih baik,” Lanjut Hery.

Berdasarkan hasil riset cnbc Indonesia, Dengan permodalan dan aset yang kian membesar, perseroan pun berpeluang menggarap pasar bank syariah di Indonesia sebagai negara dengan populasi umat Islam terbesar dunia. Kue pasar perbankan syariah yang baru sebesar 10 persen dari industri perbankan konvensional juga berpeluang digarap lebih cepat lagi.

Namun, merger bank syariah ini bukan hanya persoalan menggarap pasar nasional saja. Ada hal yang lebih penting dari sekadar menjadi “jago kandang”, yakni membawa Bank Syariah Indonesia ke level playing field internasional, guna menarik potensi keuangan dan investasi syariah di dunia.

Menurut catatan Tim Riset CNBC Indonesia, kehadiran BSI memperkuat posisi Indonesia di kancah persaingan keuangan syariah dunia. Jika sebelumnya Indonesia tidak mampu mendekati posisi 20 besar bank syariah terbesar dunia, dengan BSM hanya di posisi 34 terbesar dunia (sebelum merger), maka tahun ini peta telah berubah drastis.

Bank Syariah Indonesia kini menjelma menjadi raksasa baru bank syariah dunia, dan berada di posisi 21 terbesar sedunia dari sisi aset (per Juni 2021). Dengan aset setara  17,3 miliar dolar AS, BSI mengekor Public Islamic Bank asal Malaysia yang asetnya sebesar 17,8 miliar dolar AS.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement