Kasus DBD di Solo, Lima Orang Meninggal
Rep: Binti Sholikah/ Red: Fernan Rahadi
Pasien demam berdarah dengue (ilustrasi) | Foto: Republika/Prayogi
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo mencatat adanya temuan 39 kasus demam berdarah dengue (DBD) sampai 10 November tahun ini. Dari jumlah itu, lima orang dilaporkan meninggal dunia.
Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan, tahun lalu jumlah temuan kasus DBD sebanyak 73 orang dengan kematian tiga orang. Dia memperkirakan, kematian tersebut kemungkinan karena keterlambatan atau takut ke rumah sakit.
"Makanya kami minta masyarakat untuk deteksi cepat. Fasilitas kesehatan di Solo kan tidak ada yang jauh," kata Siti kepada wartawan di Balai Kota Solo, Kamis (11/11).
DKK meminta kepada masyarakat agar di musim hujan ini untuk antisipasi genangan air jernih. Sehingga, jentik-jentik tidak berkembang biak. "Jangan hanya fokus Covid-19 nanti malah DBD meningkat," ujarnya.
DKK juga tetap menggalakkan sosialisasi melalui puskesmas. Sosialisasi tersebut terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), kebersihan lingkungan, bagaimana mengendalikan kebersihan, dan mencegah genangan air.
"Sosialisasi kami lakukan lewat kader kesehatan, paling tidak sampai Maret tahun depan," katanya.
Dia menyebut, sejumlah penyakit yang harus diwaspadai saat musim hujan antara lain infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), tuberkulosis (TBC), leptospirosis, dan diare, terutama pada anak-anak. Dengan kebiasaan masyarakat memakai masker saat ini, DKK berharap penyakit ISPA dan TBC bisa dikendalikan.