Kamis 11 Nov 2021 21:30 WIB

Mantan Presiden Revolusioner Afrika Selatan Tutup Usia

De Klerk merupakan aktor kunci dalam transisi Afrika Selatan ke demokrasi.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Mantan Presiden Afsel Willem De Klerk
Foto: AP/Jerome Delay
Mantan Presiden Afsel Willem De Klerk

REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN -- Mantan presiden Afrika Selatan Frederik Willem de Klerk meninggal dunia pada usia 85 tahun. De Klerk merupakan pemimpin terakhir di bawah apartheid dan aktor kunci dalam transisi Afrika Selatan ke demokrasi.

 "FW de Klerk meninggal dengan tenang di rumahnya di Fresnaye pagi ini setelah perjuangannya melawan kanker mesothelioma," kata Yayasan FW de Klerk dalam sebuah pernyataan pada Kamis (11/11), dilansir Aljazirah.

Baca Juga

De Klerk mengumumkan terkena kanker pada ulang tahunnya yang ke-85, pada 18 Maret tahun ini. Dia meninggalkan istrinya Elita, dua orang anak yaitu Jan dan Susan beserta cucu. "Keluarga akan mengumumkan mengenai pengaturan pemakaman," ujar yayasan itu.

De Klerk dan presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan Nelson Mandela bersama-sama meraih Nobel Perdamaian pada 1993, karena memimpin transisi dari pemerintahan kulit putih di negara tersebut. Bersama Mandela, De Klerk mengawasi berakhirnya kekuasaan minoritas kulit putih di Afrika Selatan.

Pada Februari 1990, De Klerk menyampaikan pidato di parlemen. Ketika itu, dia mengumumkan reformasi besar-besaran yang menandai awal transisi negosiasi dari apartheid ke demokrasi.

Reformasi mencabut larangan Kongres Nasional Afrika (ANC) dan organisasi anti-apartheid lainnya. Revolusi juga mengizinkan pembebasan tahanan politik, termasuk Mandela, termasuk memutuskan moratorium hukuman mati.

Pidato De Klerk tersebut menandai berakhirnya secara resmi kebijakan segregasi dan dimulainya negosiasi yang mengarah pada demokrasi konstitusional, dengan hak yang sama bagi semua orang Afrika Selatan. Beberapa anggota parlemen meninggalkan ruangan saat De Klerk berpidato.

Sembilan hari setelah pidato De Klerk, Mandela bebas dari penjara. Empat tahun setelah itu, Mandela terpilih sebagai presiden kulit hitam pertama di Afrika Selatan. Aljazirah menggambarkan hubungan Mandela dan De Klerk sebagai hubungan yang saling menghormati.

 “Mereka bagian dari pembicaraan yang sangat penting yang mengarah pada berakhirnya apartheid dan transisi damai di Afrika Selatan.  Ini pemimpin apartheid yang mengatakan apartheid akan berakhir.  Dia terus memiliki hubungan yang baik dengan Kongres Nasional Afrika, bahkan menjadi anggota di kemudian hari," ujar laporan Aljazirah.

De Klerk dihormati banyak orang. Dia dipuji atas perannya dalam transisi damai di Afrika Selatan. De Klerk lahir di pusat ekonomi Johannesburg, dalam keluarga Afrikaners atau kelompok etnis kulit putih yang sebagian besar keturunan penjajah Belanda. Ayah de Klerk adalah seorang senator apartheid terkemuka yang menjabat sebagai presiden sementara.

De Klerk kuliah di jurusan hukum, sebelum terpilih menjadi anggota parlemen.De Klerk kemudian memegang beberapa posisi menteri sebelum terpilih sebagai presiden pada 1989. Dia menjabat sebagai presiden hingga Mandela terpilih sebagai presiden setelah pemilihan demokratis pertama pada 1994.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement