REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemberian gelar pahlawan nasional terhadap Usmar Ismail dinilai sebagai sejarah penting bagi dunia perfilman Indonesia. Hal ini disampaikan Direktur Perfilman, Musik, dan Media Baru Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Ahmad Mahendra.
"Kami pemerintah tentunya ikut berbahagia dinobatkan Usmar Ismail menjadi pahlawan nasional. Ini penting dan sejarah baru bagi perfilman Indonesia, karena kita punya pahlawan nasional yang datang dari dunia film atau budaya," kata Ahmad saat diwawancarai usai berziarah ke makam Usmar Ismail di TPU Karet Bivak, Jakarta, Kamis (11/11).
Dia yakin, pemberian gelar pahlawan nasional kepada Usmar Ismail ini bisa menjadi awal yang baik bagi masa depan perfilman di Indonesia. Dia pun berharap ke depannya perfilman Indonesia semakin berkembang, maju, dan membanggakan.
"Dengan ini mudah-mudan perfilman Indonesia makin maju dan semakin banyak karya mendunia," kata Ahmad.
Dia kemudian mengungkap rencananya membuat perayaaan atas dinobatkannya Usmar Ismail jadi pahlawan nasional. Meski belum memberi kepastian pasti, dia mengaku ingin mengundang para pengusul, keluarga, dan semua pihak yang punya andil.
"Semoga nanti ada perayaan untuk ini, kami undang para pengusul, dan semua pihak yang berperan menyukseskan gelar pahlawan nasional untuk Usmar Ismail," kata Ahmad.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengumumkan Usmar Ismail sebagai pahlawan nasional. Pengumuman ini bertepatan dengan momen Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November.
"66 tahun lalu Usmar Ismail dan Jamaludian Malik memprakarsai Festival Film Indonesia, sebagai perayaaan dan apresiasi tertinggi bagi industri perfilman Indonesia," kata Jokowi pada malam anugerah FFI 2021, Rabu (10/11) malam.
Karenanya sebagai bentuk penghargaan tertinggi, maka Presiden Jokowi memberikan gelar pahlawan nasional kepada Usmar Ismail. "Atas nama bangsa dan negara, saya menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada bapak haji Usmar Ismail," kata Jokowi.