Jumat 12 Nov 2021 10:18 WIB

Pemulihan Ekonomi Uni Eropa Terpukul Lonjakan Harga Energi

Tahun ini ekonomi Uni Eropa diproyeksi tumbuh 5 persen.

Bendera Uni Eropa.
Foto: EPA/Patrick Seeger
Bendera Uni Eropa.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Komisi Uni Eropa pada Kamis (11/11) merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonominya untuk tahun depan. Sejalan dengan ini Komisi Uni Eropa juga memperingatkan bahwa harga-harga energi yang mengejutkan akan berdampak pada tagihan listrik dan mempengaruhi daya beli masyarakat serta investasi. 

Komisioner Uni Eropa untuk Ekonomi Paolo Gentiloni mengatakan pada konferensi pers bahwa Komisi memiliki pandangan yang sangat positif tetapi tingkat ketidakpastian cukup tinggi. Ia menuturkan, perkiraan musim gugur komisi meningkatkan proyeksi pertumbuhan untuk tahun ini menjadi 5 persen dari 4,8 persen yang diprediksi di musim panas, sementara perkiraan pertumbuhan 2022 turun menjadi 4,3 persen dari 4,5 persen. Untuk tahun 2023 diperkirakan berkisar 2,4 persen.

Baca Juga

Gentiloni mengatakan bahwa hampir 14 persen secara tahunan, tingkat pertumbuhan PDB di Uni Eropa pada kuartal kedua tahun 2021 adalah rekor tertinggi dan setinggi penurunan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam PDB pada periode yang sama tahun lalu, selama gelombang pertama pandemi.

Permintaan domestik diperkirakan akan terus mendorong ekspansi tetapi momentum pertumbuhan menghadapi hambatan baru, yakni kemacetan dan gangguan dalam pasokan global, terutama pada bahan mentah yang membebani manufaktur di Uni Eropa. Selain itu, meningkatnya inflasi, yang sebagian besar didorong oleh lonjakan harga-harga energi, terutama untuk gas alam, yang meningkat dengan 'kecepatan yang kacau' selama sebulan terakhir. 

Ini, ditambah dengan meningkatnya jumlah infeksi Covid-19 yang juga akan membebani konsumsi dan investasi. Terlepas dari prospek Uni Eropa yang lebih negatif dari perkiraan, Komisi menaikkan perkiraan pertumbuhannya tahun ini untuk 19 negara di kawasan Euro, dengan mengatakan bahwa ekonomi bangkit kembali dari yang terburuk dari pandemi virus corona ketika orang-orang kembali bekerja.

"Ekonomi Uni Eropa bergerak dari pemulihan ke ekspansi tetapi sekarang menghadapi beberapa hambatan," kata Gentiloni dalam sebuah pernyataan. 

"Kita harus tetap waspada dan bertindak sesuai kebutuhan untuk memastikan hambatan ini tidak membuat pemulihan tidak berjalan lancar," tambahnya.

Mengenai ketenagakerjaan, Komisi mengatakan pihaknya memperkirakan akan melampaui tingkat sebelum krisis tahun depan dan bergerak ke ekspansi pada 2023.

Pengangguran di Uni Eropa diperkirakan akan menurun dari 7,1 persen tahun ini menjadi 6,7 persen dan 6,5 persen pada 2022 dan 2023. Di kawasan euro, diproyeksikan pada 7,9 persen, 7,5 persen dan 7,3 persen selama tiga tahun.

 

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement