Jumat 12 Nov 2021 15:27 WIB

Peringatan Keras Jenderal Iran ke Israel

Jenderal Iran yakin dapat menang jika berperang dengan Israel.

Rep: Dwina Agustin/Kamran/ Red: Teguh Firmansyah
Dalam foto file ini dirilis 16 Januari 2021, oleh Pengawal Revolusi Iran, sebuah rudal diluncurkan dalam sebuah latihan di Iran. Upaya awal pemerintahan Biden untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 mendapat tanggapan awal yang dingin dari Teheran. Meskipun hanya sedikit yang mengharapkan terobosan di bulan pertama pemerintahan baru, garis keras Iran menunjukkan jalan yang sulit di depan.
Foto: AP/Iranian Revolutionary Guard/Sepa
Dalam foto file ini dirilis 16 Januari 2021, oleh Pengawal Revolusi Iran, sebuah rudal diluncurkan dalam sebuah latihan di Iran. Upaya awal pemerintahan Biden untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 mendapat tanggapan awal yang dingin dari Teheran. Meskipun hanya sedikit yang mengharapkan terobosan di bulan pertama pemerintahan baru, garis keras Iran menunjukkan jalan yang sulit di depan.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Jenderal Angkatan Udara Iran Amir Ali Hajizadeh telah memperingatkan Israel agar bersiap untuk dihentikan.  Pernyataan Jenderal Ali Hajizadeh merespons sikap pemerintah baru di Israel yang mulai mempertimbangkan serangan terhadap situs nuklir di Iran dan mengantisipasi pembicaraan antara Iran dan Amerika Serikat (AS).

Hajizadeh mencemooh Tel Aviv atas ancaman yang sudah dilemparkan karena menunjukkan Tel Aviv tidak dalam posisi untuk mengeluarkan peringatan. Terlebih lagi, sambil berpura-pura bahwa Israel satu-satunya rezim di dunia yang berdebat tentang cara untuk bertahan hidup.

Baca Juga

"Rezim [Israel] yang sedang membahas negara mereka sendiri telah ditakdirkan untuk dihentikan dan tidak dapat berbicara tentang menghancurkan negara lain," kata Hajizadeh dikutip dari SputnikNews.

Jenderal itu mengakui bahwa Israel mampu melakukan serangan terhadap Iran. Namun Teheran tetap akan menang dalam konflik bersenjata.

Selain itu, dia mencatat bahwa tuntutan sekutu Israel dalam membatasi program misil Iran adalah bukti nyata negaranya memiliki kekuatan dalam memenuhi ancaman melenyapkan Israel, jika mereka menyerang terlebih dahulu.

"Musuh kami mengatakan kami harus bernegosiasi tentang rudal ... dan drone kami telah menjadi serpihan di mata mereka. Jika mereka bersikeras membatasi kemampuan rudal dan drone kami, itu menunjukkan kekuatan kami. Kami tidak perlu menyebutkan kekuatan kami karena musuh cukup berbicara tentang rudal dan kemampuan pertahanan Iran," kata Hajizadeh.

Sebelumnya, Kepala Staf IDF Aviv Kohavi mengungkapkan bahwa militer negaranya telah melakukan persiapan untuk kemungkinan serangan terhadap situs nuklir Iran.

Tel Aviv selama bertahun-tahun mengklaim bahwa Teheran sedang mengembangkan senjata nuklir. Israel memohon kekuatan global untuk tidak memulihkan kesepakatan nuklir Iran 2015. Kesepakatan itu berantakan setelah pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menarik Paman Sama pada 2018, dengan alasan bahwa perjanjian itu dapat meningkatkan kemampuan Iran untuk membuat nuklir.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement