REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Lini serang Tottenham Hotspur telah berlatih hal spesifik untuk meningkatkan gerakan ofensif Harry Kane dan Son Heung-min, saat dilatih Jose Mourinho.
Pelatih asal Portugal itu memang mengandalkan pasangan tersebut sebagai mesin gol, dengan kemampuan individu pada bola untuk menghasilkan solusi kreatif.
Kane dan Son berkembang dalam transisi di bawah pelatih berusia 58 tahun tersebut. Spurs diminta untuk mengeksplor lini tengah, sebelum memberikan umpan terobosan, dimana kedua penyerang itu akan menggunakan kecepatan sebelum mencetak gol.
Dua pemain ini membukukan total 14 assist di Liga Primer Inggris musim lalu. Jumlah itu paling banya diantara duet penyerang manapun dalam satu musim kompetisi, unggul dari Alan Shearer dan Chris Sutton (13).
Meskipun strategi untuk menyerang tersebut berhasil, Spus menghadapi masalah ketika lawan bertahan cukup dalam, dan berusaha mengakhiri pertandingan lebih awal.
Beberapa lawan tidak mau membiarkan Kane dan Son mengalahkan mereka. Hasilnya, Spurs gagal mencetak lebih dari satu gol dalam 20 dari 38 pertadingan di liga, atau setara dengan 52,6 persen.
Kane menyelesaikan kompetisi sebagai top skorer, dengan Son di peringkat kelima. Kini, manajer baru, Antonio Conte, kemungkinan akan membangun serangan dengan pendekatan yang berbeda.
Alih-alih memberikan tanggung jawab menyerang pada Kane dan Son, sambil melakukan transisi, Conte sepertinya membangun lebih banyak ancaman saat timnya melakukan gerakan ofensif.
Conte memang baru dua kali memimpin pertandingan, melawan Vitesse dan Everton. Tapi pola menyerang mulai muncul ketika Spurs menguasai bola. Bek sayap Conte, Sergio Reguilon dan Emerson Royal mulai menonjol.
Ben Davies juga kadang melakukan underlap dan overlap untuk memberikan opsi operan atau ruang bagi rekan setimnya. Di saat yang bersamaan, Son akan melakukan gerakan spesifik untuk membuat jalan.
''Saya sangat menikmati posisi itu karena saya bisa menyerang lebih banyak,” ,'' kata Reguilon, dikutip dari Football.london, Jumat (12/11).
“Dia (Conte) ingin saya solid di pertahanan tetapi pada saat yang sama, saya harus tiba di kotak (penalti), membantu para striker, mencetak gol, memberikan assist,” lanjutnya.
Sebelumnya, Conte juga sudah menyampaikan keinginannya untuk membangun stabilitas tim di semua aspek. Ia sadar banyak hal yang harus dibenahi untuk menjadikan Spurs sebagai tim yang kompetitif.
Conte juga memberikan penilaiannya atas hasil laga terakhirnya saat melawan imbang tanpa gol melawan Everton, sepekan silam.
"Penting bagi tim ini untuk menjadi solid, terutama untuk menunjukkan bahwa Anda adalah tim yang stabil, tidak naik turun, karena biasanya ketika Anda naik turun, itu berarti Anda adalah tim yang gila, dan Saya tidak menginginkan ini, saya ingin stabilitas," Conte menegaskan sebagaimana dilansir dari Tribalfootball.
Ia mengatakan stabilitas dan permainan ofensif menjadi kunci. Ia pun sadar lini depan menjadi sangat penting untuk memastikan semua kerja dan usaha keras di lapangan menjadi membuahkan hasil. Dari hasil laga terakhir melawan Everton, Conte masih melihat banyak kesalahan yang dilakukan pemainnya.
"Tetapi saya juga memahami bahwa banyak pemain juga lelah setelah pertandingan melawan Vitesse, kami bermain dengan starting 11 yang sama karena saya ingin memiliki sedikit stabilitas dengan tim," ujarnya.
Sementara itu, Harry Kane seperti memiliki energi baru dengan masuknya Conte. Dia mengaku siap untuk berlatih lebih keras dari sebelumnya agar timnya bisa kembali bangkit dari keterpurukan.
“Saya yakin kami akan memiliki hubungan yang hebat. Saya tak sabar untuk mengenalnya lebih jauh dan mulai berlatih lebih banyak dan mudah-mudahan kami dapat mulai membalikkan keadaan dengan cepat sebagai sebuah tim dan mulai mendapatkan beberapa hasil,” kata Kane.
Kane menyadari performa rekan-rekannya memang belum konsisten sebagaimana yang disampaikan oleh Conte. Saat ini, Tottenham berada di peringkat kesembilan, setelah sempat memimpin di puncak klasemen pada awal musim.
Selain itu, Kane juga tidak mengelak, bahwa penampilannya musim ini lebih buruk ketimbang musim-musim sebelumnya. Buktinya, dia baru menorehkan satu gol dari 10 laga di Liga Inggris musim ini.
“Jelas ini merupakan musim yang naik turun, mungkin sedikit lebih mengecewakan daripada biasanya,” katanya sambil memastikan fase kebangkitan sudah ada di depan mata dengan hadirnya Conte di sisi lapangan.