REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR SERI BEGAWAN -- Semua masjid, surau dan balai ibadah di Brunei Darussalam akan dibuka kembali. Hal itu dilakukan saat memasuki fase transisi pada 19 November dengan persetujuan dari Sultan Hassanal Bolkiah Mu’izzaddin Waddaulah, Sultan dan Yang Di-Pertuan Brunei, dan keputusan Majelis Agama Islam Brunei (MUIB).
Ini disampaikan oleh Menteri Agama Pehin Udana Khatib Dato Paduka Seri Setia Ustadz Haji Awang Badaruddin. Masjid akan dibuka hanya untuk sholat lima waktu dan sholat Jumat. Sementara kegiatan keagamaan lain akan ditunda hingga situasi Covid-19 membaik.
Pedoman itu ditetapkan setelah berdiskusi dengan kementerian kesehatan dan disetujui dalam rapat komite pengarah Covid-19 pada Selasa (9/11). Nantinya, jamaah yang diizinkan sholat berusia 18 tahun ke atas dan sudah menerima dua dosis vaksin Covid-19.
Untuk sholat Jumat, hanya jamaah laki-laki yang diizinkan sedangkan jamaah perempuan bisa melakukan sholat harian. Kapasitas masjid tergantung pada ukuran masjid yang dilengkapi dengan jarak antar jamaah satu meter.
Dilansir Borneo Bulletin, Jumat (12/11), bagi jamaah yang memiliki gejala seperti flu dan berisiko tinggi, tidak diperbolehkan memasuki masjid. Selain itu, jamaah juga diwajibkan membawa sajadah berukuran besar dan berwudhu di rumah. Sebab, menggunakan fasilitas masjid seperti, toilet dan tempat wudhu tidak dianjurkan.
Jamaah wajib mengenakan masker, memeriksakan suhu tubuh, dan hindari kontak fisik termasuk jabat tangan. Sebelum memasuki masjid, jamaah diimbau untuk menggunakan hand sanitizer.
Praktik ini akan dikontrol dan diawasi oleh personel berseragam, anggota komite takmir masjid, pemuda dan relawan. Standar operasional prosedur (SOP) untuk fase endemik juga akan diumumkan.
https://borneobulletin.com.bn/mosques-open-for-prayers-next-week-2/
Ikuti Whatsapp Channel Republika