REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) yang akan digelar di Lampung pada 23-25 Desember 2021 turut menjadi perhatian sejumlah tokoh kiai dan gus (putra kiai). Harapan dan pesan pun disampaikan agar tercipta suasana kondusif pada perhelatan akbar lima tahunan itu.
Ketua Majelis Tahkim (Dewan Etik) Muktamar NU Ke-34, KH Ma’ruf Amin meminta agar Muktamar NU mengedepankan musyawarah.
Menurut Mustasyar PBNU ini, suasana Muktamar NU akan sejuk jika semuanya mengedepankan musyawarah.
“Semua proses persidangan dan pemilihan nanti harus mengedepankan musyawarah. Kedepankan dulu musyawarah sehingga suasananya sejuk,” ujar Kiai Ma'ruf dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (12/11).
Wakil Presiden RI ini juga menekankan agar semua pihak menaati aturan-aturan yang sudah pernah dilakukan pada muktamar-muktamar sebelumnya.
Dalam pemilihan Rais Aam, misalnya, dia meminta agar tetap menjalankan mekanisme Ahlul Halli wal Aqdi (Ahwa).
Sementara, dalam pemilihan Ketua Umum, proses pemilihan dilakukan dengan pemungutan suara oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU), Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU), dan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU). “Musyawarah untuk mencapai mufakat. Kalau tidak bisa, baru lakukan pemungutan suara," ucapnya.
Baca juga: Sempat Kembali Ateis, Mualaf Adam Takjub Pembuktian Alquran
Majelis Tahkim merupakan dewan etik yang terdiri dari para ulama sepuh untuk menjaga pelaksanaan Muktamar dengan menjunjung tinggi aturan-aturan dan akhlakul karimah.
Ketua Organizing Committee (OC) Muktamar NU ke-34, KH M Imam Aziz, menjelaskan, Kiai Ma'ruf sebagai Ketua Majelis Tahkim dalam waktu dekat akan mengundang seluruh anggota Majelis. Hal itu guna memusyawarahkan kode etik dalam pelaksanaan muktamar nanti.