REPUBLIKA.CO.ID, Ethiopia telah mengumumkan status Darurat Nasional setelah pemberontak dari utara Tigray mengambil alih kota strategis Dessie dan Kambolcha. Pemerintah meminta warga bersiap untuk mengangkat senjata.
8 September 2021
Pemberontak Tigray dilaporkan bunuh 120 warga sipil.
1 Oktober 2021
Pemerintah Ethiopia mengusir tujuh pejabat PBB karena dianggap mencampuri urusan internal Ethiopia.
28 Oktober
Militer Ethiopia melancarkan serangan udara ke wilayah ibu kota Tigray. Serangan disebut menewaskan 10 orang.
1 November
Pemerintah menyatakan negara dalam keadaan darurat. Warga diimbau untuk bersiap melawan milisi Tigray dan mempertahankan ibu kota Addis Ababa.
2 November
AS memperingatkan warganya agar tidak melakukan perjalanan ke Ethiopia.
3 November
Badan PBB menyebut semua pihak yang terlibat dalam konflik Tigray di Ethiopia dinilai telah melanggar hak asasi manusia internasional.
6 November
Militer Ethiopia telah meminta eks tentara untuk ikut berperang. Kedubes AS meminta agar warganya meninggalkan Ethiopia.
Penyebab perang
Perseteruan antara partai politik penguasa di Tigray (TPLF) dan pemerintahan Addis Ababa sudah berlangsung lama. Namun pada 4 November 2020, konflik besar pecah setelah Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed memerintahkan serangan militer ke wilayah Tigray. Serangan ini juga sebagai balasan atas gempuran TPLF terhadap basis militer federal di Tigray.