REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menegaskan, masih fokus menangani tugasnya sebagai gubernur di Ibu Kota saat ditanya terkait dengan upayanya maju sebagai calon presiden (capres) Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. "Karena saya memang masih Gubernur DKI Jakarta," ujarnya di sela kegiatannya di Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (12/11).
Anies menyampaikan, kesibukannya sepanjang hari ini adalah bertemu dengan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Marzuki Mustamar di Kota Malang. "Dari Malang, kami bersama-sama menuju ke Surabaya," ucap orang nomor satu di Pemprov DKI tersebut.
Anies beralasan mengajak berangkat KH Marzuki dari Malang ke Surabaya, karena keduanya sama-sama menjadi pembicara di acara diskusi bertajuk 'Peluang dan Tantangan Indonesia pada Masa Pandemi: Menelisik Pertumbuhan Investasi dan Laju Ekonomi dari Perspektif Pemerintah Daerah'.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu membantah pertemuannya dengan Ketua PWNU Jawa Timur tersebut serta kegiatannya yang belakangan sering bertemu dengan sejumlah kiai karismatik di sejumlah daerah dalam rangka untuk meminta restu terkait dengan upaya pencalonannya di Pemilu 2024.
"Dalam diskusi tadi saya berbagi pengalaman bagaimana menumbuhkan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di Jakarta yang tetap tumbuh selama pandemi virus corona atau Covid-19 karena telah kami arahkan untuk menjangkau pasar yang lebih luas melalui penjualan daring," kata Anies.
Dia menyampaikan, kedatangannya ke Jawa Timur untuk mengintensifkan kerja sama di bidang produk pangan. "Sebanyak 99 persen kebutuhan pangan masyarakat DKI Jakarta dipasok dari luar. Paling banyak komoditas pangan DKI berasal dari Jawa Timur," ucap Anies.
Menurut dia, ada rencana kerja sama terkait dengan komoditas, seperti padi dan telur dengan sejumlah kabupaten di sekitar Kota Surabaya yang agak tertunda karena pandemi Covid-19. Anies pun ingin merealisasikan hal itu sekarang.
"Kerja sama ini insya Allah diintensifkan. Intinya antara produsen pangan Jawa Timur dan konsumen Jakarta harus saling menguntungkan. Kami coba langsung menjangkau produsennya agar mendapat harga jual yang lebih tinggi dan masyarakat Jakarta mendapat harga murah," tuturnya.