Jumat 12 Nov 2021 23:26 WIB

Jabar Genjot Reaktivasi Jalur KA Peninggalan Belanda

Transportasi tak hanya mengandalkan jalan tol, tetapi harus ada transportasi lainnya.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andi Nur Aminah
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) terus memanfaatkan moda kereta api. Salah satunya dengan memanfaatkan jalur kereta api peninggalan kolonial Belanda ke wilayah Jabar selatan melalui program reaktivasi.

Hal tersebut mengemuka dalam webinar yang membahas perencanaan PT KAI. Gubernur Jabar Ridwan Kamil, yang hadir sebagai keynote speaker, mengatakan, Jabar berpenduduk 50 juta jiwa, harus punya konektivitas yang proporsional. 

Baca Juga

Menurut Ridwan Kamil, transportasi tidak hanya mengandalkan jalan tol, tetapi harus ada transportasi lainnya. Contohnya di Eropa, mereka mengandalkan moda kereta api, yang ternyata efektif mengurai kemacetan. "Kita mempunyai peninggalan jalur kereta dari kolonial yang bisa kita reaktivasi untuk digunakan kembali, ini modal kita," ujar Ridwan Kamil, yang akrab disapa Emil, Jumat (12/11).

Menurut Emil, reaktivasi jalur Bandung Garut sudah dilakukan. Ke depan akan dilanjut ke wilayah Jabar selatan, Sumedang dan Pangandaran, yang sudah ada jalur peninggalan Belanda. 

Sementara menurut Direktur Utama PT KAI Persero Didiek Hartantyo, PT KAI mengalami beberapa kali perubahan, terakhir menjadi PT KAI persero. Perubahan tersebut berdampak positif terhadap kemajuan perkeretaapian di Indonesia.

Kereta api, kata dia, sangat penting bagi Jabar, untuk perekonomian, pariwisata dan transportasi. Dilihat sejarah, jalur kereta yang menuju tempat pariwisata di Jabar banyak. Namun, sayangnya jalur jalur tersebut belum mendapatkan reaktivasi untuk dapat kembali digunakan. 

"Oleh karena itu proyek reaktivasi sedang direncanakan, baru Bandung-Garut yang sudah jadi, yang lainnya masih perencanaan dengan Perhubungan dan stakeholders lainnya," katanya.

Menurut Didiek, reaktivasi bisa menggenjot pariwisata Jabar, juga memudahkan laju perekonomian kota dan daerah. Karena kapasitas gerbong yang besar, juga ada konektivitas integrasi bidang lainnya, yang ujungnya berimbas pada perekonomian.

"Kami menyambut baik ajakan Gubernur Jabar untuk membangun potensi pariwisata di Jabar. Mari bersama dengan Dirjen Perkeretaapaian dan Perhubungan mereaktivasi jalur peninggalan Belanda agar dapat digunakan kembali," katanya.

Ke depan, kata dia, PT KAI akan memberikan dukungan kereta api cepat. Harapannya nanti akan muncul integrasi konektivitas di stasiun Padalarang dan stasiun Bandung. "Untuk itu diharapkan kerja sama dengan pemprov dan pemda," katanya.

Sementara menurut Pengamat Ekonomi Unpas Acuviarta Cartabi, mengembalikan aktivitas perekonomian pascapandemi harus bertahap. Rencana reaktivasi jalur selatan Bandung-Ciwidey, apabila sudah terealisasi, dampaknya akan luar biasa positif.

Karena, kata dia, berdasarkan studi dan penelitian dari luar negeri, meningkatkan transportasi kereta api sangat berdampak pada perekonomian masyarakat.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement