REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengajak para investor tidak ragu dalam berinvestasi di Ibu Kota. Hal itu karena pihaknya memiliki strategi kolaboratif dalam menangani pandemi dan didukung kasus Covid-19 yang terkendali.
"Kami mengundang Anda untuk menyambut masa depan dan menjadi bagian Jakarta kota kolaborasi," kata Kepala Dinkes DKI Jakarta, Widyastuti pada sesi urban health dalam Forum Investasi Jakarta (JIF) di Jakarta, Jumat (12/11).
Menurut dia, Jakarta dalam menangani pandemi berkolaborasi dengan sejumlah pihak mulai TNI, Polri, komunitas/masyarakat hingga media. Menyadari Jakarta sebagai episentrum Covid-19 ketika pertama kali merebak virus tersebut, pihaknya melakukan berbagai upaya termasuk vaksinasi.
Vaksinasi, lanjut Widyastuti, tidak hanya dilakukan dengan cara statis yakni masyarakat mendatangi sentra vaksinasi misalnya tempat publik, di antaranya transportasi, sekolah, perkantoran hingga tempat ibadah namun juga berkeliling dengan mobil vaksinasi. Tak hanya itu, jam operasional juga diperpanjang tak hanya pagi hingga siang, namun juga sore hingga malam hari.
"Kami melakukan strategi berbasis komunitas karena masalah kesehatan harus ditangani bersama. Untuk itu integrasi layanan kesehatan itu penting," ucap Widyastuti.
Beberapa kali mengalami wabah, di antaranya SARS, avian flu hingga demam berdarah. Jakarta lanjut dia, juga memiliki sistem peringatan dini melalui Jakarta early detection and response system dengan menggandeng sejumlah instansi. Hasilnya, kata Widyastuti, selama dua bulan terakhir tingkat kasus positif Covid-19 di Jakarta mencapai 0,5 persen.
Angka itu jauh di bawah standar toleransi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Widyastuti menjelaskan, untuk mendukung kegiatan pelacakan, pemeriksaan, dan perawatan selama pandemi atau 3T, Dinkes DKI didukung 129 laboratorium dan 140 rumah sakit untuk menangani pasien Covid-19.
Begitu pula capaian vaksinasi di Ibu Kota yang mencapai 10,98 juta untuk vaksinasi dosis pertama dan 8,6 juta untuk vaksinasi dosis kedua per 11 November 2021. "Kami berkomitmen untuk mempertahankan kapasitas testing. Dalam menangani pandemi, kami berkolaborasi sebagai kunci dengan pemerintah pusat, TNI, kepolisian dan rumah sakit swasta dan klinik," ucap Widyastuti.