Sabtu 13 Nov 2021 10:59 WIB

Puluhan Karya Artidentity Dipamerkan di City Gallery Tangsel

Pameran untuk mengangkat kultur agar potensi ketahanan pangan di tiap daeraj digali.

Rep: Eva Rianti/ Red: Erik Purnama Putra
Salah satu ruangan  di City Gallery kawasan Pusat Pemerintahan Kota (Puspemkot) Tangsel, Provinsi Banten.
Foto: Dok Pemkot Tangsel
Salah satu ruangan di City Gallery kawasan Pusat Pemerintahan Kota (Puspemkot) Tangsel, Provinsi Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Komunitas Tangerang Selatan (Tangsel) Creative Foundation kembali menggelar pameran dua tahunan 'Artidentity', menjelang hari ulang tahun (HUT) Kota Tangsel ke-13 pada 26 November 2021. Pameran pada tahun ini bertemakan 'Kultur Pangan' yang digelar di City Gallery kawasan Pusat Pemerintahan Kota (Puspemkot) Tangsel, Provinsi Banten.

Koordinator Acara Pameran Seni Media Artidentity 2021, Wahyu Kurniawan mengatakan, pameran yang digelar sejak 1 November hingga 17 November 2021 tersebut diisi oleh 20 karya para seniman dari berbagai daerah di Indonesia.

Baca Juga

"Ada 14 seniman dari beberapa daerah, mulai dari Jakarta, Bekasi, Sukabumi, Bandung, Padang, Bali, Kupang, hingga Pare-Pare. Juga tiga seniman berbasis komunitas dan tiga seniman undangan ," tutur Wahyu saat ditemui di lokasi pameran, Jumat (12/11).

Dia menuturkan, pameran itu bertujuan mengangkat nilai-nilai di balik perihal pangan dari karya para seniman. Juga, untuk mengembangkan daya kreativitas para seniman dalam melihat isu-isu yang beredar di masyarakat.

"Tujuannya untuk mengangkat juga kultur pangan agar potensi ketahanan pangan di tiap daerah digali. Kenapa temanya kultur pangan? Karena awalnya kita kalau bahas makanan enggak ada habisnya. Kalau kita lihat peta gastronomi dunia, makanan enggak cuma eksistensi sebagai makanan, di baliknya ada esensi kayak ritual menanam, memanen, hingga memakannya. Hampir semua makanan di Indonesia kebudayaannya kuat," terang Wahyu.

Di antara karya yang dipamerkan di gelaran tersebut, yakni seni bertema 'Bakul Rempah'. Karya Leona Valencia Liem tersebut berupa aplikasi atau web interaktif yang dibuat dan dapat diakses dengan ponsel. Terdapat beragam informasi mengenai rempah di Indonesia, seperti sejarah, manfaat, variasi, dan fakta yang tidak terlalu diketahui.

Lalu, 'Pertemuan di Balik Meja' karya Iyusman Utomo yang menggambarkan sebuah meja yang terbalik dan berisi piring-piring bergerak di atas air dan saling bersinggungan. Karya itu menjadi refleksi diantaranya tentang permasalahan sampah makanan atau food waste yang masih menjadi problema di masa kini.

Karya lainnya, 'Entitas' buatan Riyadhus Shalihin yang memberi gambaran bahwa bungkus daun Bacang lebih mudah diurai. Tersedia video yang menggambarkan tentang proses pembusukan atas bungkusan dan sisa dari makanan tradisional yang diteliri melalui pengamatan anatomi.

Seni bertajuk 'Grains Buddha' karya Eldwin Pradipta tak kalah menarik. Yakni menggambarkan tentang bahan makanan yang sebenarnya tidak serta merta hanya beras. Ide itu dituangkan melalui patung buddha yang ditempatkan di atas layar yang mengeluarkan bulir-bulir beras dan gandum. Namun mengubur bahan-bahan yang lain.

Wahyu menuturkan, sejak digelar pada 1 November 2021 lalu, jumlah pengunjung yang mendatangi pameran tersebut rata-rata 50 orang per hari. Mereka berasal dari kalangan pelajar maupun masyarakat umum.

Pameran yang digelar bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel itu disebut menjadi pembuka menjelang HUT Kota Tangsel yang ke-13 pada 26 November 2021.  "Pameran ini juga sebagai rangkaian pembuka HUT Kota Tangsel yang ke-13. Seiring dengan pameran ini diharapkan seniman di Tangsel terus bermunculan," ujar Wahyu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement