Sabtu 13 Nov 2021 11:30 WIB

Kota Arab Muslim Jadi Jalan Pintas Rute Militer Israel

Kota-kota mayoritas berpenduduk Arab Muslim jadi rute militer Israel jika maju perang

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Pasukan Israel berpatroli di jalan-jalan dan mencari rumah-rumah selama operasi militer menyusul serangan pelemparan batu terhadap seorang pengemudi Israel di dekat pemukiman Yahudi Allon Moreh, di desa Salem, Tepi Barat, dekat Nablus, Senin, 23 Agustus 2021. Kota-kota mayoritas berpenduduk Arab Muslim jadi rute militer Israel jika maju perang.
Foto: AP/Majdi Mohammed
Pasukan Israel berpatroli di jalan-jalan dan mencari rumah-rumah selama operasi militer menyusul serangan pelemparan batu terhadap seorang pengemudi Israel di dekat pemukiman Yahudi Allon Moreh, di desa Salem, Tepi Barat, dekat Nablus, Senin, 23 Agustus 2021. Kota-kota mayoritas berpenduduk Arab Muslim jadi rute militer Israel jika maju perang.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Kepala Logistik Militer Israel Mayor Jenderal Yitzhak Turgeman mengatakan pasukan Israel akan melewati sejumlah kota-kota mayoritas Arab saat menuju medan tempur. Ia menyinggung pelajaran dari kekerasan yang terjadi di Jalur Gaza bulan Mei lalu.

Masyarakat Arab yang sebagian besar muslim merupakan seperlima dari populasi Israel. Banyak yang mengidentifikasi diri mereka sebagai orang Palestina. Unjuk rasa menentang penyerangan ke Gaza mendorong konfrontasi mematikan antara warga Arab dengan polisi dan warga Yahudi.  

Baca Juga

Turgeman mengatakan sejak itu militer Israel telah menandai 1.600 kilometer jalur berlumpur yang dapat digunakan sebagai jalan alternatif dalam masa perang. Ia juga akan mendirikan unit-unit anti huru-hara untuk melindungi konvoi tentara.

"Saya sangat khawatir dengan dampak gangguan kekerasan pada keamanan internal dan pergerakan konvoi," kata Turgeman pada surat kabar Maariv seperti dikutip Al Arabiya, Sabtu (13/11).