REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton mengatakan 'tidak terbayangkan' bagi Negeri Kanguru tidak bergabung dengan Amerika Serikat (AS) jika Washington memutuskan membela Taiwan. China mengklaim pulau yang dikelola demokratis itu bagian dari wilayahnya.
Pada Rabu (10/11) Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan AS dan sekutu-sekutunya mengatakan akan mengambil 'tindakan' apabila China menggunakan kekuatan untuk mengubah status quo Taiwan. Blinken tidak mengungkapkan tindakan apa yang diambil.
"Tidak dapat terbayangkan jika kami tidak mendukung AS dalam tindakan apabila AS memilih tindakan tersebut," kata Dutton dalam wawancaranya dengan surat kabar The Australian, Sabtu (13/11).
"Dan sekali lagi, saya harus sangat jujur dan apa adanya mengenai itu, melihat semua fakta dan kondisi tanpa memberikan komitmen-awal dan mungkin ada situasi di mana kami tidak mengambil opsi tersebut, (tapi) saya tidak memahami situasinya apa," tambah Dutton.
Pada Selasa (9/11) lalu militer China mengatakan mereka menggelar patroli kesiapan tempur ke arah Selat Taiwan setelah Kementerian Pertahanan China mengecam kunjungan delegasi Kongres AS ke Taiwan.
"(China) sangat jelas mengenai maksud mereka pada Taiwan dan kami harus memastikan terdapat kesiapan tingkat tinggi, rasa deterensi pada kemampuan kami, dan itulah bagaimana saya kira kami menempatkan negara kami pada posisi yang aman," kata Dutton.
China tidak menghilangkan opsi menggunakan kekuatan untuk mengambil kembali Taiwan di bawah kendalinya akan tetapi mengecilkan gagasan perang sudah dekat.